Pages

Subscribe:

W E L C O M E

W  E  L  C  O  M  E

Labels

Dunia Kampus

Minggu, 12 Juni 2011

Ebiet G.Ade - Elegi Esok Pagi

Izinkanlah kukecup kenigmu
Bukan hanya ada didalam angan
Esok pagi kau buka jendela
Kan kau dapati seikat kembang merah

Engkau tahu aku mulai bosan
bercumbu dengan bayang-bayang
Bantulah aku temukan diri
Manyambut pagi membuang sepi

Izinkanlah aku kenang sejenak perjalanan oh oh oh oh....
Dan biarkan kumengerti
apa yang tersimpan dimatamu oh oh.......

Barangkali di tengah telaga
ada tersisa butiran cinta
dan semoga kerinduan ini
bukan jadi mimpi di atas mimpi

Izinkanlah aku rindu pada hitam rambutmu oh oh oh oh......
Dan biarkan ku bernyanyi
demi hati yang risau ini oh oh......


I Like This song So Much :')

Kamis, 09 Juni 2011

Tips Untuk Merawat Diri Untuk Cewek

Merawat tubuh itu penting banget kan? Karena kecantikan akan terpancar tidak hanya dari dalam, tetapi juga dari luar. Bukan berarti kecantikan dalam itu tidak penting lho buat perempuan, tapi sekarang ini aku memang akan memberi sedikit saja tips dari pengalaman temen untuk para sesama perempuan di dunia ini. Tips ini khusus untuk yang ingin mengurangi kantung mata yang terlihat hitam, mengurangi kesan hitam pada ketiak, mengurangi jerawat yang membandel, dan memutihkan gigi secara alami. Umumnya memang tips ini untuk para wanita, tapi nggak ada salahnya kan kalau kaum pria juga mengetahuinya. Siapa tahu akan sangat bermanfaat membantu saudaranya atau istrinya. 
Berikut beberapa tips:
1. Mengurangi kantung mata yang terlihat hitam
  • Sediakan tomat dan timun, kupas kulit timun saja, lalu cuci bersih keduanya.
  • Iris timun menjadi empat, dan bentuk menjadi seperti setengah lingkaran (untuk menyesuaikan dengan bentuk kantung mata)
  • Iris timun seperti biasa, selanjutnya bentuk setengah lingkaran seperti pada tomat
  • Kompreskan kedua irisan buah tersebut secara bergantian, biarkan selama 15 menit, dan bisa anda gunakan untukmasker buah pada wajah 
2. Mengurangi kesan hitam pada ketiak
  • Siapkan 3 kapur barus, tumbuk sampai halus
  • Campurkan 10 merica kedalam tumbukan tadi
  • Beri air dan cairkan campuran tadi
  • Oleskan perlahan pada ketiak anda
(perhatian: untuk ketiak sensitif dan iritasi sebaiknya tidak anda gunakan dulu, tunggu hingga menjadi normal) 
3. Mengurangi jerawat yang membandel
  • Carilah 2 helai daun lidah buaya, belah menjadi 2.
  • Oleskan lendir lidah buaya pada jerawat anda secara perlahan, dan biarkan sementara
  • Setelah agak kering bisa anda basuh dengan air. Usahakan air hangat terlebih dahulu sebelum dengan air dingin
Sehingga tidak masalah kalau tidak ikut kursus salon.
 4. Memutihkan gigi secara alami
  • Tumbuk halus daun kelapa yang sudah kering
  • Gosokkan hasil tumbukan tadi pada gigi anda pagi dan sore
  • Untuk membersihkan gigi, anda bisa menggunakan odol, atau lebih baik gunakan sebelum jadwal anda menyikat gigi
Itu tadi keempat tips yang digunakan oleh sebagian orang dan dipercaya dapat memaksimalkan perawatan kecantikan. Hasil memang tidak akan sama pada setiap orang. Tetapi aku yakin, kecantikan seorang wanita tetaplah kecantikan yang tidak hanya terpancar dari luar tapi juga dari dalam. Karena karisma dan aura akan nampak lewat hati kita juga.

MAKAN HOBIKUU :D :D

PERTUSIS

I. PENDAHULUAN
 Pertusis atau yang lebih dikenal orang awam sebagai “batuk rejan” atau “batuk 100 hari” merupakan salah satu penyakit menular saluran pernapasan yang sudah diketahui adanya sejak tahun 1500-an. Penyebab tersering dari pertusis adalah kuman gram (-) Bordetella pertussis.
 Di seluruh dunia insidensi pertussis banyak didapatkan pada bayi dan anak kurang dari 5 tahun.. meskipun anak yang lebih besar dan orang dewasa masih mungkin terinfeksi oleh B.pertussis. Insidensi terutama didapatkan pada bayi atau anak yang belum diimunisasi.
Dahulu pertusis adalah penyakit yang sangat epidemic karena menyerang bukan hanya negara-negara berkembang namun juga beberapa bagian dari negara maju, seperti Amerika Serikat, Italia, Jerman. Namun setelah mulai digalakkannya vaksinasi untuk pertusis, angka kematian bisa ditekan hingga 10/10.000 populasi. Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pertusis diharapkan tidak diketemukan lagi, meskipun ada kasusnya namun tidak signifikan atau kurang.
Dengan mendiagnosa secara dini kasus pertusis, dari gejala klinis,foto roentgen, dan pemeriksaan penunjang lainnya, diharapkan para klinisi mampu memberikan penanganan yang tepat dan cepat sehingga derajat penyakit pertusis tidak menimbulkan komplikasi yang lebih lanjut, seperti ensefalopati, Respiratory distress syndrome, dan penyakit paru-sistemik lainnya.


II. BATASAN
Pertussis artinya batuk yang intensif, merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang dapat menyerang setiap orang yang rentan seperti anak-anak yang tidak diimunisasi atau pada orang dewasa dengan kekebalan menurun. Istilah pertussis (batuk kuat) pertama kali diperkenalkan oleh Sydenham pada tahun 1670. dimana istilah ini lebih disukai dari “batuk rejan (whooping cough)”. Selain itu sebutan untuk pertussis di Cina adalah “batuk 100 hari”. 1,2,3
Pertussis adalah penyakit yang serius pada anak-anak kecil diseluruh dunia. Pada orang dewasa juga sering terjadi karier yang asimptomatik atau infeksi yang ringan.
Prevalensi pertussis di seluruh dunia sekarang berkurang karena adanya imunisasi aktif.
Etiologi
Penyebabnya adalah Bordetella pertusis. B. pertussis ini merupakan satu-satunya penyebab pertusis endemis dan penyebab biasa pertusis sporadis, terutama karena manusia merupaka satu-satunya host untuk spesies ini. Penyakit serupa- disebut juga a mild pertussis-like illness- juga dapat disebabkan oleh B. parapertussis (terutama di Denmark, Republik Ceko, Republik Rusia, dan Slovakia) dan B. bronchiseptica (jarang pada manusia karena merupakan patogen yang lazim pada binatang-kucing dan binatang pengerat-, kecuali pada manusia dengan gangguan imunitas dan terpapar secara tidak biasa pada binatang). Kadang-kadang sindroma klinik berupa batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh sehingga susah dibedakan, juga terdapat pada infeksi adenovirus (tipe 1,2,3, dan 5), Respiratory Syncitial Virus, parainfluenza virus atau influenza virus, enterovirus dan mycoplasma.
Patogen :
B. pertussis : kecil, tidak bergerak, cocobacillus gram (-). Terbaik dibiak pada “glycerin-potato-blood agar media (border-gengou)”. Organisme yang didapat umumnya tipe virulen (disebut fase I). Pasase dalam kultur dapat merangsang pembentukan varian yang avirulen (fase II, III, dan IV). Strain fase I berperan untuk penularan penyakit dan menghasilkan vaksin yang efektif.
Hanya B. pertussis yang mengeluarkan toksin pertusis (TP), protein virulen utama. B.pertussis juga menghasilkan beberapa bahan aktif, yang banyak darinya dimaksudkan untuk memainkan peran dalam penyakit dan imunitas. Aerosol, hemaglutinin filamentosa (HAF), beberapa aglutinogen (FIM2-FIM3), dan protein permukaannonfimbria 69-kD yang disebut pertaktin (PRN) penting untuk perlekatan terhadap sel epitel bersilia saluran pernapasan. Sitotoksin trakea, adenilat siklase, dan TP menghambat pembersihan organisme. Sitotoksin trakea, factor dermonekrotik dan adenilat siklase diterima secara dominant menyebabkan cedera epitel local yang menghasilkan gejala-gejala pernapasan dan mempermudah penyerapan TP. 2,3,4
TP mempunyai 2 sub unit, yaitu A dan B. TP (B) akan berikatan dengan reseptor pada sel taret dan mengaktivasi TP(A) pada membran sel yang merangsang pengeluaran enzim. TP akan merangsang pengeluaran Adenosin Diphosphate (ADP) sehingga akan mempengaruhi fungsi dari leukosit, limfosit, myocardial sehingga bermanifestasi peradangan saluran napas dengan hyperplasia kelenjar lymph peribronchial dan meningkatkan produksi mucus yang akan menutupi permukaan silia. Yang pada akhirnya bias mengarah ke komplikasi bronchopneumonia, infeksi sekunder bakteri lain (ex: Pneumococcus, Haemophilus influenzae, S.aureus, S.pyogenes), sianosis karena apnea dan ventilation perfusion mismatch. 2,3
Patologi :
- organisme bermultiplikasi pada epitel yang bersilia dan menghasilkan faktor-faktor virulen (termasuk toksin)
- Ada bendungan dan infiltrasi mukosa oleh sel-sel limfosit dan leukosit PMN, dan hasil hasil peradangan dalam lumen bronki. Pada awalnya terjadi hiperplasia limfoid peribronkial. Terjadi bronkopneumonia dengan nekrosis dan deskuamasi epitel permukaan bronki.
- Obstruksi bronkial dan atelektasis terjadi karena penumpukan sekresi mukus. Dapat pula timbul bronkiektasi.
- Perubahan patologis juga ditemukan pada otak dan hati. Dapat ditemukan perdarahan serebral dan atrofi kortikal yang kemungkinannya karena adanya anoksia. Pada hati dapat ditemukan infiltrasi lemak.

III. GEJALA KLINIS
Gejala  Klinis    Masa inkubasi Bordetella pertusis adlah 6-2 hari ( rata rata 7 hari). Sedang perjalanan            penyakit          terjadi  antara  6-8      minggu. Ada 3 stadium Bordetella pertusis
             Stadium          kataral (1-2      minggu) Menyerupai gejala ispa : rinore dengan lender cair, jernih, terdapat injeksi konjungtiva, lakrimasi, batuk ringan iritatif kering dan intermiten, panas        tidak    begitu  tinggi,   dan            droplet sangat infeksius
              Stadium paroksimal  atau     spasmodic       (2-4      minggu) Frekwensi derajat batuk bertambah 5-10 kali pengulangan batuk uat, selama expirsi diikuti usaha insprasi masif yang medadak sehingga menimbulkan bunyi melengking (whooop) oleh karena udara yang dihisap melalui glotis yang menyempit. Muka merah, sianosis, mata menonjol,lidah menjulur, lakrimasi, salivasi, petekia diwajah, muntah sesudah batuk paroksimal, apatis , penurunan berat badan, batuk mudah dibangkitkan oleh stress emosiaonal dan aktivitas fisik. Anak dapat terberak berak dan terkencing kencing. Kadang kadang pada penyakit yang berat tampak pula perdarahan subkonjungtiva  dan            epistaksis.
                Stadium       konvalesens    (1-2      minggu) Whoop mulai berangsur angsur menurun dan hilang 2-3 minggu kemudian tetapi pada beberapa pasien akan timbul batuk paroksimal kembali. Episode ininakan berulang ulang untuk beberapa bulan dan sering dihubungkan dengan           infeksi  saluran            napas  bagian atas            yang    berulang.

IV. MASA INKUBASI
masa inkubasi pertusis rata-rata 7 hari (6-20 hari).
Manifestasi klinik :
Penyakit dapat dibagi dalam 3 stadium :
*kataral
*paroksismal
*konvalenses
Penyakit umumnya berlangsung selama 6-8 minggu.
- Manifestasi klinik tergantung dari etiologi spesifik, umur dan status imunisasi. Penderita-penderita yang berumur <> 2 tahun. Jarang timbul panas diatas 38,4°C pada semua golongan umur.
- Penyakit disebabkan B. parapertussis dan B. bronkiseptika lebih ringan dan juga lama sakitnya lebih pendek.

- Stadium kataral : 1-2 minggu
Gejala-gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas predominan à rinore, “conjuctival injection”, lakrimasi, batuk ringan, panas tidak begitu tinggi. Pada stadium ini biasanya diagnosis pertussis belum dapat ditetapkan.

- Stadium paroksismal :  2-4 minggu
Jumlah dan berat batuk bertambah. Khas, ada ulangan 5-10 batuk kuat selama ekspirasi yang diikuti oleh usaha inspirasi masif yang mendadak yang menimbulkan “whoop” ( udara dihisap secara kuat melalui glotis yang sempit).
Mukanya merah atau sianosis, mata menonjol, lidah menjulur, lakrimasi, salivasi dan distensi vena leher selama serangan.Episode batuk-batuk yang paroksimal dapat terjadi lagi sampai obstruksi “mucous plug” pada saluran nafas menghilang. Pada stadium paroksismal dapat terjadi petekia pada kepala dan leher atau perdarahan konjungtiva.
Emesis sesudah batuk dengan paroksimal adalah cukup khas sehingga anak dicurigai menderita pertussis walaupun tidak ada “whoop”.Anak tampak apatis dan berat badan menurun.
Serangan-serangan dapat dirangsang dengan menguap, bersin, makan, minum, aktivitas fisik atau malahan sugesti. Diantara serangan penderita tampak sakit minimal dan lebih enak.
“Whoop” dapat tidak ditemukan pada beberapa penderita terutama bayi-bayi muda.


- Stadium Konvalesens : 1-2 minggu
Episode paroksimal batuk dan muntah sedikit demi sedikit menurun dalam frekuensi dan beratnya.Batuk dapat menetap untuk beberapa bulan.Pemeriksaan fisik umumnya tidak informatif.
Pada stadium paroksismal dapat terjadi petekia pada kepala dan leher atau perdarahan konjungtiva.Pada beberapa penderita terjadi ronki difus.

V. SUMBER DAN CARA PENULARAN
 Sumber…
Pertusis merupakan penyakit menular dengan tingkat penularan yang tinggi ,dimana penularan ini terjadi pada kelompok masyarakat yang padat penduduknya dengan tingkat penularannya mencapai 100%. Pertusis dapat ditularkan melalui udara secara:
·         Droplet
·         Bahan droplet
·         Memegang benda yang terkontaminasi dengan secret nasofaring.
Sebagai sumber penularan yaitu pada karier orang dewasa.
Bordetella pertussis, basil pertusis; Bordetella parapertussis adalah penyebab parapertusis.
Cara Penularan..
Penularan terutama melalui kontak langsung dengan discharge selaput lendir saluran pernapasan dari orang yang terinfeksi lewat udara, kemungkinan juga penularan terjadi melalui percikan ludah. Seringkali penyakit dibawa pulang oleh anggota saudara yang lebih tua atau orang tua dari penderita.

Pertusis menular melalui droplet batuk dari pasien yg terkena penyakit ini dan kemudian terhirup oleh orang sehat yg tidak mempunyai kekebalan tubuh, antibiotik dapat diberikan untuk mengurangi terjadinya infeksi bakterial yg mengikuti dan mengurangi kemungkinan memberatnya penyakit ini (sampai pada stadium catarrhal) sesudah stadium catarrhal antibiotik tetap diberikan untuk mengurangi penyebaran penyakit ini, antibiotik juga diberikan pada orang yg kontak dengan penderita, diharapkan dengan pemberian seperti ini akan mengurangi terjadinya penularan pada orang sehat tersebut.
 VI. GAMBARAN EPIDEMIOLOGI
 ertusis adalah satu dari penyakit-penyakit yang paling menular, dapat menimbulkan “attack rate” 80-100% pada penduduk yang rentan. Di seluruh dunia ada 60 juta kasus pertusis setahun dengan lebih dari 500.000 meninggal. Selama masa pra-vaksin tahun 192-1948, pertusis adalah penyebab utama kematian dari penyakit menular pada anak di bawah usia 14 tahun di Amerika Serikat. Dilaporkan juga bahwa 50 persen adalah bayi kurang dari setahun, 75 persen adalah anak kurang dari 5 tahun. 1,2,3
Pertusis terutama mewabah di negara-negara berkembang dan maju, seperti Italian, daerah-daerah tertentu di Jerman dimana cakupan vaksin rendah atau Nova Scatia dimana digunakan vaksin yang kurang poten, dengan angka insidensi rata-rata mencapai 200-500/100.000 populasi dengan angka kematian 350.000 pada anak dibawah 5 tahun.2 Di Amerika Serikat sendiri dilaporkan insidensi tertinggi 4500 kasus sejak tahun 1967. namun setelah hal tersebut, pertusis jarang sekali kasusnya karena sudah lebih di galakkan vaksinasi .
Pertusis adalah endemik, dengan ditumpangin siklus endemik setiap 3-4 tahun sesudah akumulasi kelompok rentan yang cukup besar. Dilaporkan sebagian kasus terjadi dari bulan Juli sampai dengan Oktober.. Pertusis sangat menular dengan angka serangan 100% pada individu rentan yang terpajan pada aerosol dengan rentang yang rapat. Penyebaran terjadi melalui kontak langsung atau melalui droplet yang ditularkan selama batuk.
Dahulu dikatakan bahwa Perempuan terkena lebih sering daripada laki-laki dengan perbandingan 0.9:1 . Namun dengan laporan terbaru (Farizo, 1992) perbandingan insidensi antara perempuan dan laki-laki menjadi sama sampai umur dibawah 14 tahun. Sedangkan proporsi anak belasan tahun dan orang dewasa yang terinfeksi pertusis naik secara bersama samapai 27% pada tahun 1992-1993.
Tanpa reinfeksi alamiah dengan B.pertussis atau vaksinasi booster berulang, anak yang lebih tua dan orang dewasa lebih rentan terhadap penyakit ini jika terpajan. Sedangkan antibodi dari ibu secara transplasental pada anak tidaklah konsisten mencegah bayi yang baru lahir terhadap pertussis. Pertussis pada neonatus yang berat dapat ditemukan dengan gejala-gejala pertussis normal.

VII. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

A. Upaya        pencegahan

1) Lakukan penyuluhan kepada masyarakat, khususnya kepada orang tua bayi, tentang bahaya pertusis dan manfaat memberikan imunisasi mulai usia 2 bulan dan mengikuti jadwal pemberian imunisasi yang dianjurkan. Penyebarluasan informasi ini penting untuk meningkatkan cakupan imunisasi apalagi reaksi samping yang muncul sangat jarang.

2) Imunisasi dasar untuk mencegah infeksi B. pertussis yang direkomendasikan adalah 3 dosis vaksin yang mengandung suspensi bakteri yang telah dimatikan, biasanya dikombinasi dengan diphtheria dan tetanus toxoid yang diserap dalam garam aluminium (vaksin absorbsi Diphtheria dan Tetanus Toxoid dan Pertusis, USP, DPT).

                 Preparat aseluler (DTaP) yang berisi dua atau lebih antigen protektif untuk B. pertussis dipakai di Amerika Serikat untuk serial imunisasi dasar (sebanyak 3 dosis) dan untuk booster. Preparat nonabsorbed (plain) tidak tersedia kecuali di Michigan, vaksin ini kurang bermanfaat untuk imunisasi dasar maupun untuk booster.

             

            Di Amerika Serikat DTaP direkomendasikan untuk diberikan pada usia 2, 4 dan 6 bulan sedangkan booster direkomendasikan untuk diberikan pada umur 15-18 bulan dan pada usia masuk sekolah. Vaksin yang berisi pertusis tidak dianjurkan untuk diberikan setelah umur 7 tahun. Negara-negara tertentu menerapkan pemberian imunisasi pada umur yang berbeda atau dengan dosis yang berbeda. Sebagian besar negara berkembang memberikan DTaP/DTP pada umur  6,         10        dan      14        minggu.

             Vaksin DTaP/DTP dapat diberikan secara simultan dengan vaksin oral polio (OPV), Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV), Haemophilus influenzae type B (Hib), vaksin hepatitis B dan campak, vaksin Mumps dan rubella (MMR) pada tempat suntikan yang berbeda. Vaksin kombinasi berisi DTaP/DTP  dan      Hib saat ini      tersedia            di         AS.

               Di AS adanya riwayat keluarga dengan serangan kejang tidak merupakan kontraindikasi pemberian vaksin pertusis; pemberian antipiretika dapat mencegah terjadinya serangan kejang demam. Imunisasi dengan DTaP/DTP sebaiknya ditunda apabila anak menderita infeksi dengan demam yang naik turun. Namun penyakit ringan dengan atau tanpa demam      bukan  merupakan      kontraindikasi  pemberian       imunisasi.

                Pada bayi yang masih kecil dengan perkiraan adanya kelainan syaraf yang progresif, imunisasi sebaiknya ditunda sampai beberapa bulan kemudian untuk memberikan kesempatan memastikan diagnosa untuk mencegah kerancuan penyebab timbulnya gejala. Pada beberapa kasus dengan kelainan syaraf progresif, seorang anak sebaiknya diberikan DT saja daripada diberikan DTaP/DTP. Kelainan neurologist yang sudah stabil bukan merupakan kontraindikasi pemberian            vaksinasi.

                  Secara umum, vaksin pertusis tidak diberikan kepada anak berumur 7 tahun atau lebih, karena reaksi terhadap vaksin meningkat pada anak yang besar atau dewasa. Anak dengan riwayat pernah mengalami reaksi berat seperti kejang, menangis keras dan lama, pernah kolaps atau suhu tubuh lebih dari 40,5°C (atau lebih tinggi dari 105°F) sebaiknya tidak diberikan dosis selanjutnya vaksin yang berisi pertusis apabila risiko pemberian vaksin lebih  besar      daripada          manfaatnya.

                 Pada situasi dimana imunisasi pertusis harus diberikan (seperti pada saat terjadi KLB pertusis), sebaiknya digunakan DTaP. Reaksi anaphylactic atau encephalopathy akut dalam 48-72 jam setelah imunisasi merupakan kontraindikasi absolute pemberian imunisasi selanjutnya dengan vaksin yang mengandung pertusis. Reaksi sistemik yang kurang serius atau reaksi lokal jarang terjadi setelah imunisasi DTaP dan reaksi ini bukan kontraindikasi untuk pemberian dosis pertusis        selanjutnya.

                 Efikasi vaksin pada anak yang telah mendapatkan paling sedikit 3 dosis diperkirakan sebesar 80%; memberikan perlindungan terhadap timbulnya penyakit yang berat dan perlindungan mulai menurun setelah sekitar 3 tahun. Imunisasi aktif yang diberikan setelah pajanan tidak akan melindungi seseorang terhadap penyakit setelah pajanan namun tidak merupakan kontraindikasi. Proteksi yang paling baik didapat apabila mengikuti jadwal imunisasi yang dianjurkan. Imunisasi pasif tidak efektif, dan IG pertusis saat ini tidak ada lagi dipasaran. Vaksin pertusis tidak melindungi terhadap infeksi yang disebabkan oleh B. parapertussis.

3) Pada kejadian luar biasa, dipertimbangkan untuk memberikan perlindungan kepada petugas kesehatan yang terpajan dengan kasus pertusis yaitu dengan memberikan erythromycin selama 14 hari. Walaupun vaksin DTaP sejak 1999 tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak berumur 7 tahun atau lebih, nampaknya vaksin aseluler (DTaP) baru, mungkin dapat diberikan pada usia itu.

B. Upaya Pemberantasan..
                   Lakukan pencarian kasus yang tidak terdeteksi dan yang tidak dilaporkan untuk melindungi anak-anak usia prasekolah dari paparan dan agar dapat  diberikan perlindungan yang adekuat bagi anak-anak usia di bawah 7 tahun yang terpapar. Akselerasi pemberian imunisasi dengan dosis pertama diberikan pada umur 4-6 minggu, dan dosis kedua dan ketiga diberikan dengan interval 4 minggu, mungkin diperlukan; bagi anak-anak yang imunisasinya belum lengkap, sebaiknya dilengkapi.

- eritromisin : 50 mg/kg BB/hari selama 114 hari dapat mengeliminasi organisme pertussis dari nasofaring dalam 3-4 hari.
Eritromisin biasanya tidak memperbaiki gejala-gejala jika diberikan terlambat.
- Suportif : terutama menghindarkan faktor-faktor yang menimbulkan serangan batuk, mengatur hidrasi dan nutrisi
- Oksigen diberikan pada distres pernapasan akut/kronik.
- Penghisapan lendir terutama pada bayi dengan pneumonia dan distres pernapasan.
- Betametason dan salbutamol (albuterol) dapat mengurangi batuk paroksismal yang berat walaupun kegunaannya belum dibuktikan melalui penelitian kontrol.
- Penekan batuk (“suppressants”) tidak menolong.























PENUTUP
Pertusis merupakan salah satu penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, disebabkan terutama oleh Bordetella pertussis. Pertusis ditandai dengan batuk lama dan kadang-kadang terdengar seperti menggonggong (whooping cough) dan episode diakhir dengan ekspulsi dari secret trakea,silia lepas dan epitel nekrotik.
Pertusis sering menyerang bayi dan anak-anak kurang dari 5 tahun, terutama yang belum diimunisasi lebih rentan, demikian juga dengan anak lebih dari 12 tahun dan orang dewasa.
Stadium penyakit pertusis meliputi 3 stadium yaitu kataral, paroxsismal, dan konvalesen. Masing2 berlangsung selama 2 minggu. Pada bayi, gejala menjadi lebih jelas justru pda stadium konvalesen. Sedangkan pada orang dewasa mencapai puncaknya pada stadium paroxsismal.
Diagnosa pertusis dengan gejala klinis memuncak pada stadium paroksismal, riwayat kontak dengan penderita pertusis, kultur apus nasofaring, ELISA, foto thorax.
Terapi yang dapat diberikan antibiotic eritromisin 50mg/kgB/hari dibagi 4 dosis selama 14 hari, dan suportif.
Prognosis baik dengan penatalaksanaan yang tepat dan cepat. Kematian biasanya terjadi karena ensefalopati dan pneumonia atau komplikasi penyakit paru yang lainnya.

Keluarga Berenca (KB)



      I.        PENDAHULUAN
Semakin pesatnya perkembangan tekhnologi, semakin pesat pula pertumbuhan penduduk. Sementara yang telah kita ketahui bersama, tidak semua negara-negara di dunia mampu mengatasi pertumbuhan penduduk yang semakin pesat. Ironisnya hanyalah negara-negara berkembang yang kurang mampu mengatasi pesatnya pertumbuhan penduduk yang terjadi. Salah satu negara tersebut adalah Indonesia. Setiap tahun penduduk Indonesia terus meningkat dengan pesatnya. Kepadatan penduduk inilah yang menjadi salah satu faktor dari masalah-masalah yang belum bisa diatasi oleh pemerintah sampai sekarang, khususnya masalah kemiskinan dan pengangguran. Pemerintah terus menekan laju pertambahan jumlah penduduk melalui program keluarga berencana (KB), sebab jika tidak meningkatkan peserta KB, jumlah penduduk Indonesia akan mengalami ledakan yang luar biasa, kata Kepala BKKBN Pusat Dr Sumarjati Arjoso SKM, di Desa Hanura, Kecamatan Padang Cermin, Lampung Selatan, Selasa. Dia menjelaskan, apabila jumlah kesetaraan ber-KB per tahun angkanya tetap sama (60,3 persen), maka jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 menjadi sekitar 255,5 juta.
Jika kesetaraan ber-KB turun 0,5 persen saja per tahun, maka jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 akan meningkat menjadi 264,4 juta jiwa. Namun, apabila bisa dinaikkan persentase kesetaraan jumlah ber-KB 1 persen per tahun, maka diprediksikan jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 sekitar 237,8 juta. "Hal ini berarti masih di bawah angka proyeksi penduduk tahun 2015 sebesar 248 juta," kata dia, yang hadir di Lampung dalam rangka puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional XIII dan Hari Anak Nasional tahun 2006 tingkat Provinsi Lampung. Walau upaya tersebut terealisasi dengan meningkatnya jumlah peserta KB yakni mencapai satu persen, namun masih banyak tantangan ke depan yang dihadapi mengingat jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 216 juta dan masih menduduki urutan keempat terbanyak di dunia.
Laju pertambahan penduduk 1,49 persen per tahun-artinya di Indonesia setiap tahun jumlah penduduk bertambah 3-3,5 juta jiwa, dan ini hampir sama dengan jumlah penduduk Singapura.Demikian juga angka kematian ibu masih menempati urutan yang tertinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Bahkan, tegas Kepala BKKN, dilihat dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indonesia masih sangat rendah yaitu menduduki rangking 110 dari 117 negara.Selain itu, kata Sumarjati lebih lanjut, jumlah keluarga miskin masih cukup besar. Berdasarkan hasil pendataan keluarga tahun 2004, jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I alasan ekonomi ada sekitar 16,3 juta keluarga atau 30,62 persen dari total keluarga Indonesia.Khusus di Lampung, jumlah keluarga pra sejahtera dan KS I alasan ekonomi masih cukup tinggi, yaitu 819.894 keluarga atau 48,01 persen dari jumlah keluarga yang ada yakni 1.707.646 keluarga.
Revitalisasi program KB juga dianggap sangat penting dalam mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) di bidang kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa mengurangi kelahiran yang tidak direncanakan melalui KB dapat membuat dunia menghemat dana sebesar 5,1 miliar dollar AS. Upaya menekan jumlah warga yang hidup di bawah garis kemiskinan, dan mencegah terjadinya kelaparan, mustahil ditempuh tanpa mengendalikan secara ketat tingkat kelahiran. Pengendalian tingkat kelahiran sulit dilakukan tanpa upaya simultan antara pemberdayaan perempuan dan peningkatan kesetaraan gender. Demikian pernyataan Direktur Advokasi $ KIE Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sri Murtiningsih kepada Media, di Jakarta, Rabu (21/12). Mengutip Sekjen PBB Kofi Annan, Sri Murtiningsih menjelaskan, upaya pengentasan kemiskinan, dan kelaparan itu harus ditempuh dengan kerja keras untuk meningkatkan hak asasi perempuan, investasi pendidikan dan keluarga berencana. Pengendalian pertumbuhan dan jumlah penduduk, jelas memiliki implikasi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia dan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi tidak akan berjalan jika tidak didukung sumber daya manusia yang memadai.Sebaliknya pembangunan kualitas sumber daya manusia juga tidak akan tercapai tanpa dukungan pertumbuhan ekonomi. Demikian pula pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kualitas sumber daya manusia sulit terlaksana jika jumlah penduduk tidak terkendali.
Indonesia telah dapat menurunkan jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa suburnya (TFR), dari rata-rata 5,6 anak pada 1970, menjadi rata-rata 2,6 anak pada 2003. Ini menyebabkan laju pertumbuhan penduduk turun dari 2,3 persen per tahun menjadi 1,4 persen. Tetapi, karena jumlah penduduk Indonesia yang besar (219 juta), penduduk Indonesia setiap tahun akan bertambah sekitar 3 juta jiwa. Sehingga BAPPENAS memproyeksikan pada 2025 penduduk Indonesia akan berjumlah 273,6 juta jiwa.
Jika Program KB tidak ditangani lebih serius, jumlah penduduk Indonesia akan jauh lebih besar dari 273 juta. Ini berarti beban pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota akan sangat berat dalam penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan, lapangan kerja dan lain-lain. Apalagi Indonesia masih menghadapi persoalan serius dengan kemiskinan.Sebanyak 18,2 persen (38,4 juta) jiwa masih hidup di bawah garis kemiskinan dan index mutu hidup manusia Indonesia masih pada peringkat 117 dari 175 negara (2005). Sebagai negara yang terikat pada kesepakatan internasional seperti MDG’s dan International Conference on Population and Development (ICPD), Indonesia berkewajiban mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB) dengan serius.
Ada asumsi yang mengatakan bahwa “ banyak anak banyak rejeki”, namun itu adalah asumsi orang tua pada zaman dahulu, seiring perkembangan zaman dan tekhnologi, asumsi tersebut berubah dengan asumsi bahwa “dua anak lebih baik”. Asumsi ini merupakan slogan dari program KB (Keluarga Berencana). Dengan berhasilnya pelaksanaan keluarga berencana diharapkan angka kelahiran dapat diturunkan, sehingga tingkat kecepatan perkembangan penduduk tidak melebihi ke­mampuan kenaikan produksi. Dengan demikian taraf  kehidupan dan kesejahteraan rakyat diharapkan akan lebih me­ningkat.
    II.        PERUMUSAN MASALAH
Salah satu modal dasar pembangunan Nasional ialah penduduk. Akan tetapi semakin banyak jumlah penduduk di suatu wilayah akan dapat menimbulkan masalah baik masalah sosial maupun masalah lainnya. Di Kecamatan Ujung Tanah sendiri masalah yang paling dominan adalah kurang terpenuhuhinya kebutuhan keluarga sehingga dikategorikan keluarga tidak mampu akibatnya anak-anak mereka yang terkena dampak buruk dari situasi tersebut karena tidak mendapatkan pendidikan yang layak dan lebih parahnya lagi ada segelintir anak dibawah umur yang disuruh bekerja oleh orang tuanya seperti menjual koran. Juga terdapat banyak pengangguran. Dari permasalahan tersebut, perlu diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk melalui program penekanan angka kelahiran. Keluarga berencana merupakan salah satu upaya yang dapat mengendalikan penekananan angka kelahiran.
   III.        TINJAUAN PUSTAKA
KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran."
Dengan kata lain KB adalah perencanaan jumlah keluarga. Pembatasan bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD dan sebagainya. Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai dicanangkan pada tahun akhir 1970'an.



ü  TUJUAN KELUARGA BERENCANA
Agar tercapainya suatu masyarakat yang sejahtera melalui upaya perencanaan dan pengendalian jumlah kelahiran sehingga tingkat kecepatan perkembangan penduduk tidak melebihi ke­mampuan kenaikan produksi. Dengan demikian taraf  kehidupan dan kesejahteraan rakyat diharapkan akan lebih me­ningkat. Serta berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan dan ke­sejahteraan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat pada umumnya. Dengan demikian maka bimbingan, pendidikan serta pengarahan amat diperlukan agar masyarakat dengan kesadarannya sendiri dapat menghargai dan, menerima pola keluarga kecil sebagai salah satu langkah utama untuk me­ningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Bukti pentingnya program KB dalam pembangunan khususnya tentang penyediaan fasilitas pendidikan dan kesehatan, dapat disimak dari hasil kajian ilmiah yang dilakukan Ascobat Gani, Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan kebijakan Kesehatan, FKM-UI, 2000. Kajian itu membuktikan jika pemerintah daerah melaksanakan program KB akan banyak biaya yang bisa dihemat dibandingkan tanpa melaksanakan program KB. DKI Jakarta dijadikan contoh studi kasus. Diperoleh hasil, selama 1990-2000, terjadi pengurangan pertumbuhan penduduk sebanyak 1.818.270 jiwa. Ada dua jenis manfaat langsung yang dapat diperoleh Pemerintah Daerah DKI dari pertumbuhan yang dapat dicegah, yaitu penghematan biaya Rp2,59 triliun untuk biaya pendidikan dasar dan Rp3,3 triliun untuk biaya kesehatan dasar. Berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan lanjutan? Berapa biaya yang telah dihemat oleh Pemerintah Indonesia atas kelahiran tertunda sebesar 30 juta penduduk seluruh Indonesia selama 30 tahun terakhir, karena kita melaksanakan program KB?
Ini bukti nyata cost benefit ratio program penurunan jumlah penduduk adalah tinggi, juga sebagai justifikasi bagi DPRD dan pemerintah daerah untuk menempatkan program KB sebagai program prioritas pembangunan di kabupaten/kota.
ü  MANFAAT-MANFAAT KB
Setiap tahun, ada 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tak aman. KB bisa mencegah sebagian besar kematian itu. Di masa kehamilan umpamanya, KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat :
1.    Kehamilan terlalu dini
Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17 tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Mengapa? karena tubuhnya belum sepenihnya tumbuh; belum cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula, bayinya pun dihadang oleh risiko kematian sebelum usianya mencapai
1 tahun.
2.    Kehamilan terlalu “telat”
Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia mempunyai problema-problema kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan.
3.    Kehamilan-kehamilan terlalu berdesakan jaraknya
Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah bahkan juga bahaya kematian, menghadang.
4.    Terlalu sering hamil dan melahirkan
Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat pendarahan hebat dan macam-macam kelainan lain, bila ia terus saja hamil dan bersalin lagi.
Jutaan perempuan di seluruh dunia selama ini sudah menggunakan metoda-metoda KB yang kami paparkan dalam halaman-halaman berikutnya. Malahan metoda-metoda itu lebih aman ketimbang hamil dan bersalin.
Sebagian perempuan menginginkan banyak anak – khususnya di tengah-tengah masyarakat-masyarakat yang miskin, tak memperoleh pembagian tanah yang adil, sumberdaya kurang, dan keuntungan social tipis. anak-anak membantu pekerjaan orangtua sehari-hari, dan merawat mereka di usia lanjut. di banyak tempat, jumlah anak yang sedikit dianggap sebagai kemewahan (hanya orangtua yang berkecukupan saja yang mampu mengurangi jumlah anak).
Tetapi sebagin perempuan lain menganggap bahwa anyaknya anak justru makin memiskinkan keluarga, dan mempersualit pengentasan nasib mereka. banyak orangtua yang sedih dan menyesal karena kebanyakan anak; tidak mampu memberi mereka penghidupan yang layak; tak mampu menyekolahkan mereka sampai jenjang yang tinggi, dan akibatnya anak-anak mereka itu tak mendapat peluang memperbaiki generasi mereka.
Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah perempuan yang sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri, serta statusnya cukup setara dengan laki-laki dalam masyarakatnya.
Yang jelas, tak peduli di manapun (dalam masyarakat apapun) Anda berada, Anda akan lebih sehat, dan melahirkan anak-anak yang jauh lebih sehat, bila Anda memegang kendali atas penentuan berapa banyak anak yang akan anda miliki, dan kapan akan hamil.
Mungkin Anda sudah mengalami sendiri desakan-desakan dari segala penjuru untuk ber-KB atau sebaliknya agar jangan ber-KB. Memang nasihat-nasihat orang lain bisa diambil manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau tidak, sepenuhnya adalah keputusan Anda sendiri.
Kalau Anda sudah mengambil keputusan akan ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda yang paling cocok. Agar Anda mampu memilih dengan tepat, Anda harus mempelajari untung-rugi tiap metoda lebih dahulu.
A.   Macam-Macam Metode Keluarga Berencana
1.    Alamiah
Selama memberikan asi, prolactin akan hambat estrogen untuk mematangkan telur sehingga tdk akan ovum yg bs dibuahi oleh sperma.
2.    Sistem Kalender (Almanac Sistem)
Di hari subur tidak  boleh melakukan coitus (hubungan).
3.    Coitus Interruptus (Senggama Terputus)
Melakukan coitus, pada saat mau ejakulasi penis di cabut  dari vagina (lebih ke arah psikis pada wanita).
4.    Karet KB (Kondom)
Terbuat dari karet tipis dan ada yg super tipis,  kelebihan karet babian  depan tidak boleh  digunting karena karet kb akan bocor  tempat penampungan semen, dibubuhi spermisida sehingga sperma mati semua, sekali digunakan tidak boleh digunakan lagi.
Kondom (untuk laki-laki)
Kondom berujud kantong kecil yang lonjong, terbuat dari karet. Cara pemakaiannya; membungkus penis lelaki ketika berhubungan seks. Bila air mani keluar, sperma tetap berada di dalam kantong ini, tidak muncrat ke dalam vagina perempuan. Akan lebih baik jika khasiat kondom ini dibarengi dengan pemakaian spermisida. Kondom yang terbuat dari lateks (bahan pembuatnya tertulis di kemasan kondom itu) sangat baik untuk melindungi Anda dari penularan penyakit melalui hubungan seks, termasuk HIV/AIDS. Aman dipakai begitu saja atau dipadukan dengan metoda-metoda lain.
Anda bisa memperoleh kondom ini di berbagai tempat; pos pelayanan KB (klinik KB), puskesmas, Rumah sakit, apotek, took obat bebas, program-program pencegahan AIDS (misalnya PKBI). Sebagian laki-laki bisa lebih “tahan lama” selama berhubungan seks ketika memakai kondom. Ketika membuka bungkus kondom (bungkus dalam biasanya dari plastic), hati-hatilah. Jangan sampai kondom sobek atau bagian dalamnya kering (kondom yang masih baik terasa licin dan basah), jangan dipakai. Begitu juga jangan memakai kondom yang terasa lengket di tangan atau merekat pada bungkus plastiknya.
Sekali lagi kondom harus dikenakan ketika penis sudah mengeras, tetapi harus sebelum penis menyentuh alat kelamin perempuan. Bila penis sudah menyentuh alat kelamin perempuan atau ke vagina sebelum memakai kondom, kondom ini takkan banyak berguna, karena kehamilan atau penularan penyakit masih bisa terjadi sekalipun tidak terjadi pengeluaran air mani/ejakulasi.
Cara Kerja :
Mencegah sperma mencapai serviks (leher rahim)
Efektivitas : 80-90% (dapat meningkat jika digunakan bersama spermisida)
Keuntungan :
a.. Tidak memerlukan resep
b.. Melindungi terhadap beberapa penyakit akibat hubungan seksual
c.. Aman, kesuburan Anda segera pulih setelah tidak memakai kondom lagi.
Kelemahan :
a. Risiko bocor
b. Memerlukan rencana terlebih dahulu
c. Menimbulkan reaksi alergi pada wnaita akibat spermisida atau karet
d. Hanya dipakai sekali
e. Dapat mengganggu spontanitas seksual
Catatan :Kondom yang terbuat dari kulit binatang TIDAK DAPAT melindungi Anda
dari PHS.
Cara Penggunaan :
Menutupi penis yang dalam keadaan ereksi dan di ujungnya membentuk seperti
kantong untuk wadah sperma.
5.    Diafragma = Pessarium = Femidom = Karet Kb Wanita
Bahan dari karet jg (tidak terlalu tipis) berbentuk mangkuk dan dimasukkan sendiri oleh individu pengguna ke dalam vagina sampai menutupi mulut rahim selesai digunakan di cabut kemudian bisa dicuci & bisa digunakan kembali (asal tidak bocor).
Cara Kerja:
a. Terbuat dari karet lunak, mencegah sperma mencapai leher rahim
b. Gel Spermisida digunakan bersama untuk mematikan atau mengganggu gerakan
sperma.
Efektivitas : 85%
Keuntungan :
a. Aman, kesuburan dapat pulih seketika alat dilepas.
b. Diafragma dapat dimasukkan 2-3 jam sebelum hubungan intim, sedangkan
cervical cap (penutup serviks) dapat dimasukkan beberapa jam sebelum
hubungan intim.
c. Tidak perlu membubuhkan spermisida setiap kali akan berhubungan intim
jika menggunakan cervical cap.
Kelemahan :
a. Harus diresepkan dan digunakan dibawah pengawasan dokter.
b. Harus tetap tinggal di dalam vagina selama 6-8 jam setelah berhubungan
intim dan harus digunakan setiap kali hendak berhunbungan intim.
c. Posisi alat bisa berubah.
d. Dapat menimbulkan alergi.
e. Lebih repot karena harus selalu digunakan bersama spermisida setiap kali
berhubungan intim.
f.  Meningkatkan risiko infeksi kandung kemih.
g. Cervical cap tidak boleh digunakan oleh wanita dengan riwayat sindroma
syok akibat keracunan (toxic shock syndrome), danpernah mempunyai hasil pap
smear abnormal.
h. Harus sering melakukan pap smear pada 1-2 tahun pertama penggunaankarena
dapat mengakibatkan perubahan pada sel-sel dalam serviks.
Cara Penggunaan:
Masukkan spermisida ke bagian paling dalam vagina, sehingga melewati
serviks.
6.    Pil KB
Ada beberpa macam dan isinya ada yg 21 pil + pil placebo (tdk berisi pil kb tapi glukosa atau pati /amillum & isi pil yang 28, penggunaan pil harus tiap hari melakukan coitus atau tidak pil tetap harus di minum digunakan setelah melakukan coitus usahakan setiap bulan ganti pil kb.
Cara Kerja
a. Menghasilkan hormon estrogen dan progesterone buatan, yang cara kerjanya
menyerupai hormon alami yang diproduksi oleh tubuh setiap bulan. Estrogen
akan mencegah produksi sel telur (ovum) dari ovarium, sehingga pembuahan
tidak terjadi.
b.  Mini-pil biasanya hanya mengandung progesterone.
Efektifitas:
a. 99% untuk pil kombiniasi dan 86% untuk mini pil
Keuntungan :
a. Mengurangi risiko kanker uterus, ovarium serta radang panggul.
b. Mengurangi sindroma pra menstruasi, jerawat, perdarahan, anemia, kista
ovarium, dan nyeri payudara.
c. Siklus menstruasi lebih teratur.
d. Tidak mengganggu aktifitas seksual.
e. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui.
Kelemahan:
a. Tidak dianjurkan untuk: wanita yang pernah menderita kanker payudara
atau mempunyai resiko penggumpalan darah, penyakit hati, ginjal, perdarahan
uterus tanpa sebab, wanita perokok di atas 35 tahun, dan yang sedang dalam
pengobatan tertentu, penderita tekanan darah tinggi, diabetes, migren,
depresi, penyakit sickle sel (penyakit kelainan darah), fibroid.
Efek Samping
a. Jarang: gumpalan darah, penyakit hati, tekanan darah tinggi, penyakit
kandung empedu, dan migren.
b. Sering: mual, nyeri payudara, perdarahan pada pertengahan siklus
menstruasi dalam beberapa bulan pertama, berat badan naik, nafsu makan,
meningkat, mood yang berubah-ubah, depresi, sakit kepala, dan gangguan
kulit.
Cara Pneggunaan :
a. 1 tablet setiap hari selama 21 hari, jangan diminum waktu menstruasi
selama 7 hari. Gunakan kondom atau alat pencegah kehamilan lain jika Anda
lupa minum pil atau sedang dalam pengobatan dengan antibiotika.
Pil KB terpadu : mengandung estrogen dan progestin
Bila Anda meminum Pil Kb setiap hari sesuai anjuran, Anda akan terlindung dari kehamilan yang tak dikehendaki selama seluruh waktu siklus bulanan Anda. Tiap pos pelayanan KB menyediakan pil ini, demikian pula puskesmas, rumah sakit, apotek, dan toko obat.
Ada banyak merek pil KB. Seharusnya Anda menerima “pil dosis rendah”. Arinya, pil yang mengandung estrogen sebesar 35 mikrogram (mcg) atau kurang dari itu, ditambah 1 miligram (mg) progestin atau kurang dari itu. Jangan memakai pil yang mengandung lebih dari 50 mikrogram estrogen.
7.    Suntikan KB
 Bisa sekali suntik unutk 1 bulan atau yang 3 bulan sekali. usahakan minta ganti suntikan setelah menggunakan yang 1 bln atau 3 bln sekali.
Baik pil kb maupun suntikan kb merupakan kombinasi hormon progestrin (progesteron) & estradiol (estrogen), bahkan kadang-kadang  dibubuhi hormoandrogen (testosteron) .
Cara Kerja: Sama dengan pil
Efektifitas: 99%
Keuntungan:
a. Disuntikkan setiap tiga bulan sekali
b. Efektif, tahan lama, melindungi Anda terhadap kanker rahim.
c. Aman digunakan setelah melahirkan dan saat menyusui.
d. Mengurangi kram saat menstruasi.
e. Tidak mengganggu aktivitas seksual.
Kelemahan:
a. Kesuburan akan kembali setelah 6-24 bulan suntikkan terakhir.
b. Tidak boleh digunakan oleh wanita yang perneh mengalami pembekuan darah,
kanker payudara, ganguan hati, perdarahan uterus tanpa sebab, wanita dengan
riwayat keluarga kanker payudara, hasil mamografi abnormal, siklus
menstruasi tidak teratur, tekanan darah tinggi, migren, asma, epilepsy,
diabetes, dan depresi.
Efek Samping: Siklus menstruasi tidak teratur, gairah seksual menurun, berat badan naik,sakit kepala, depresi, kandungan mineral tulang berkurang.
Cara Penggunaan :
Penyuntikkan setiap 3 bulan oleh dokter. Jika Anda ingin hamil dalam waktu
1-2 tahun, jangan menggunakan metode ini.
8.     IUD (Intra Uterine Contraceptie Device)
Berbentuk spiral, huruf t atau angka 7.  Terbuat dari bahan plastik, logam, logam anti karat & kombinasi plastik dg logam. Dimasukkan ke dalam rahim pd saat wanita sedang mengalami haid (menstruasi) agar pada saat penebalan dinding rahim, IUD tidak goyah. Pertama kali dipasang, ada yang sengaja tidak dimasukkan yaitu benang agar selama seminggu tidak diijinkan melakukan coitus setelah seminggu baru benang akan dimasukkan ke dalam rahim. Kalau bisa setiap 3 bulan sekali kedudukan IUD ini di cek agar kedudukan tidak goyah.
Cara Kerja:
Mencegah kehamilan dengan mempengaruhi pergerakan sperma atau implantasi sel telur yang telah dibuahi dalam dinding rahim. 
Ada 2 jenis IUD: berisi progesterone dan berisi tembaga berbentuk T.
Efektivitas :
a. IUD bentuk T = 99%
b. IUD Progesterone = 97%
Keuntungan :
a. Membutuhkan sedikit perhatian (hanya pemeriksaan benang setiap bulan).
b. Kesuburan Anda segera kembali setelah melepas IUD.
c. Tidak mengganggu aktivitas seksual dan aman digunakan selama menyusui.
d. IUD bentuk T hanya perlu diganti dalam waktu 10 tahun, IUD progesterone
sebaiknya diganti setahun sekali.      
Kelemahan :
a. Tidak dianjurkan bagi wanita yang belum pernah melahirkan atau masih
mengharapkan anak, wanita yang sering berganti pasangan, pernah menderita
radang pinggul atau kehamilan tuba.
b. Dapat keluar dengan sendirinya.
Efek Samping :
Kram, sakit punggung, timbul bercak darah, menstruasi berat, meningkatnya
resiko radang panggul, kehamilan tuba, dan menjadi tidak subur.
Cara penggunaan :
Alat ini harus dimasukkan oleh dokter biasanya pada saat siklus menstruasi.
Benang IUD harus diperiksa setiap kali siklus menstruasi usai.
9.    Spermisida (krim, foam, supositoria vagina)
Bisa dalam bentuk tablet, krim, jelly, soap, foam. Diletakkan di vagina sampai larut baru melakukan coitus (hubungan) sebelum digunakan di vagina sebaiknya digunakan/dioles ke tangan, bila tdk ada reaksi, baru boleh digunakan di vagina.
Cara Kerja :
Mengandung zat kimia yang dapat membunuh sperma, atau membuat sperma menjadi tidak aktif sehingga tidak mampu membuahi sel telur.
Efektivitas : 80%
Keuntungan :
a. Tidak memerlukan resep, dan tidak berbahaya terhadap kesehatan.
b. Kesuburan dapat pulih seketika aetelah tidak digunakan lagi.
c. Ada yng memiliki efek selama 24 jam dan tidak perlu menggunakan setiap
kali melakukan hubungan badan selama 24 jam tersebut.
Kelemahan :
a. Kurang efektif dibandung alat KB lainnya.
b. Efektivitasnya meningkat jika digunakan bersama kondom.
c. Si pemakai harus menunggu 8 jam sebelum bisa mandi
d. Dapat mengganggu hubungan intim, dan kebanyakan hanya bertahan untuk
satu kali hubungan intim saja.
Efek Samping :
Iritasi pada vagina, dapat menimbulkan reaksi alergi.
Cara penggunaan :
Harus dimasukkan ke dalam vagina paling lambat 30 menit setelah ejakulasi.
Bentuk supositoria harus dimasukkan 1 jam sebelum melakukan hubungan badan.
Perhatikan instruksi pada kemasan.
10.  Tissue KB
 Berupa tissue basah yg dimasukkan ke dalam vagina. Masyarakat Indonesia kurang suka karena terlalu lama menunggu sampai tissue basah ini larut dalam vagina (bisa 30 menit s/d 1 jam) diusulkan pabrik pembuat tissue kb ini agar bentuk & ukuran diperkecil.
11.  Sterilisasi
Pada wanita diikat atau dipotong tuba falopii (tubektomi); pada pria diikat atau dipotong vas deferens (vasektomi). harus kedua bagian yang diikat (KB sementara) atau dipotong (KB lestari).
TUBEKTOMI (Sterilisasi pada wanita)
Cara Kerja
Tuba fallopi (pembawa sel telur ke rahim) dipotong dan diikat dengan teknik
yang disebut kauter, atau dengan pemasangan klep atau cicin silastik.
Efektivitas : 99%
Keuntungan :
a. Aman bagi kesehatan setelah prosedur dilakukan.
b. Tidak mengganggu hubungan intim.
Kelemahan :
a. Memerlukan operasi bedah
b. Prosedur ini hanya untuk pasangan yang sudah memutuskan untuk tidak akan
punya anak lagi.
Prosedur operasi:
Merupakan operasi kecil melalui irisan kecil di bagian pusar. Dengan bantuan
alat laparoskopi (alat untuk memeriksa bagian perut). Alat ini akan memotong
dan mengikat tuba fallopi, atau dengan tehnik kauter. Biasanya dilakukan bersamaan dengan operasi sesar dengan persetujuan
pasangan.
VASEKTOMI (Sterilisasi Pria)
Cara Kerja :
Saluran vaas deferens yang berfungsi mengangkut sperma dipotong dan diikat
(lihat gambar), sehingga aliran sperma dihambat tanpa mempengaruhi jumlah
cairan semen. Jumlah sperma hanya 5% dari cairan ejakulasi. Cairan semen
diproduksi dalam vesika seminalis dan prostat sehingga tidak akan terganggu
oleh vasektomi.
Efektivitas : 99% lebih
Keuntungan:
Tidak akan mengganggu ereksi, potensi seksual, produksi hormon.
Kelemahan :
Sama dengan sterilisasi yang dilakukan wanita.
12.  Susuk KB
Enam buah polietilen di pasang di bawah kulit bentuk seperti kipas. Dibuat insisi lengan kiri.
Cara Kerja:
Sama dengan pil kecuali susuk ditanamkan di dalam kulit, biasanya di
lengan atas. Implan mengandung progesterone yang akan terlepas secara
perlahan dalam tubuh.
Efektifits : 99 %
 
Keuntungan:
a. Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali segera
setelah pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam
setelah pemasangan.
b. Melindungi wanita dari kanker rahim.
c. Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui.
d. Tidak mengganggu aktivitas seksual.
Kelemahan:
a. Tidak dianjurkan untuk: penderita penyakit hati, kanker payudara,
perdarahan tanpa sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi,
penyakit kandung empedu, kolesterol tinggi, siklus menstruasi tidak teratur,
sakit kepala, penyakit jantung.
b. Beberapa jenis susuk, yang tampak dari luar atau terasa bila diraba.
Efek Samping :
a. Perdarahan, siklus menstruasi lebih panjang, rambut rontok, gairah
seksual turun, jerawat dan depresi.
13.  Sistem Bor
 Pada laki-laki dan baru beberapa negara yang mempopulerkan yaitu : RRC,  India, Korea. Di bor dengan bor mata intan mulai bagian bawah penis dekat pangkal skrotum sampai tembus ke saluran urethra dan dipasangkan penutup (prop dari karet steril).
Individu dapat memilih alat KB yang digunakan sesuai dengan kebutuhan & selera individu masing-masing.
14.  Terapi hormon
Bisa untuk wanita & pria. Diusahakan dari tanaman-tanaman yang bersifat KB seperti fam solanacea, biji pepaya (carica papaya) (gossipol), lidahBuaya (aloe vera), nenas (ananas spp.) dll.






Di bawah ini diberikan informasi mengenai daya guna atau kemanjuran tiap metoda KB, kegunaannya dalam mencegah kehamilan dan penyakit menular, dan apakah aman bagi ibu menyusui.

Tiap 100 perempuan yang memakai metode selama 1 thn
Yang tetap hamil sejumlah
Tingkat perlindungan terhadap penyakit yang menular lewat hubungan seks
Kondom untuk laki-laki
12
bagus
Komdom untuk perempuan
20
bagus
Diafragma
18
Hanya menangkal beberapa penyakit saja
Spermisida
20
Hanya menangkal beberapa penyakit saja
Pil terpadu
3
Tidak melindungi
Pil progestin saja
5
Tidak melindungi
Susuk
Kurang dari 1
Tidak melindungi
Suntik
Kurang dari 1
Tidak melindungi
Spiral
1
Tidak melindungi
Memberi ASI sampai bayi berusia 6 bulan
2
Tidak melindungi
KB alamiah
20
Tidak melindungi
Sterilisasi lelaki dan perempuan
Kurang dari 1
Tidak melindungi
Tidak ber-KB
85
Tidak melindungi

B.   Organisasi Pelaksana Keluarga Berencana
Organisasi pelaksanaan keluarga berencana mengalami perkembangan-perkembangan. Kegiatan secara ter­organisir mulai dirintis dengan didirikannya Perkumpulan Ke­luarga Berencana Indonesia (PKBI) pada tahun 1957. Akan    tetapi barulah sejak tahun 1968 dengan dibentuknya Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN), kegiatan keluarga berencana telah ditingkatkan menjadi suatu program nasional. Sesuai dengan perkembangan pelaksanaan keluarga be­rencana, dibutuhkan (penyempurnaan organisasi, sehingga dalam tahun 1970 LKBN telah dirubah menjadi Badan Koor­dinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Selanjutnya terus dilakukan usaha-usaha penyempurnaan organisasi BKKBN.
C.   Berikut Ini Adalah Beberapa Istilah Yang Digunakan Dalam Analisa Keluarga Berencana (KB) Beserta Definisinya :
·                 Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami isteri yang isterinya berusia 15-49 tahun. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai. 
·                 Pemakai alat/cara KB adalah seseorang yang sedang atau pernah memakai alat/cara KB.
·                 Pernah pemakai alat/cara KB (ever user) adalah seseorang yang pernah memakai alat/cara KB.
·                 Pemakai alat/cara KB aktif (current user) adalah seseorang yang sedang memakai alat/cara KB.
·                 Alat/cara KB adalah alat/cara yang digunakan untuk mengatur kelahiran.
·                 Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) adalah persentase perempuan usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi, atau ingin menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara KB.
D.   Pelayanan Medis Keluarga Berencana.
Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan keluarga berencana segera membutuhkan tersedianya sarana pelayanan agar mereka mendapatkan kesempatan sebaik-baik-nya untuk melaksanakan keluarga berencana. Sarana utama untuk melayani pelaksanaan keluarga berencana adalah terse­dianya klinik-klinik keluarga berencana yang dengan mudah dapat dicapai oleh masyarakat banyak.
Di samping memberikan pelayanan untuk pelaksanaan ke­luarga berencana, klinik-klinik tersebut sekaligus memberikan pelayanan pula untuk meningkatkan kesehatan, khususnya bagi ibu dan anak. Dalam rangka kegiatan ini tercakup pula kegiat-   an untuk perbaikan gizi. Dengan demikian klinik-klinik     keluarga berencana pada hakekatnya sekaligus merupakan sarana utama pula bagi peningkatan kesejahteraan rakyat      pada umumnya.
Klinik keluarga berencana pada dasarnya adalah Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA) yang memberikan pela-   yanan keluarga berencana dan pada umumnya diintegrasikan     ke dalam Puskesmas. Penyelenggaraan klinik tersebut dilaku-  kan oleh unit-unit pelaksana seperti Departemen Kesehatan, Angkatan Bersenjata, Muhammadiyah, Dewan Gereja Indonesia, perusahaan-perusahaan dan lain sebagainya. Jumlah klinik keluarga berencana terus berkembang. Apabila dalam tahun 1969/70 hanya terdapat 727 klinik keluarga berencana maka pada tahun terakhir (1973/74)   jumlah tersebut telah meningkat menjadi 2.235 buah.
E.    Pendidikan Dan Latihan Keluarga Berencana
Kegiatan pendidikan dan latihan keluarga berencana  terutama meliputi usaha-usaha dalam lapangan sebagai berikut:
a.    Pengembangan sarana pusat-pusat latihan (termasuk per­alatan pengajar).
b.    Pengembangan tenaga-tenaga pelatih keluarga berencana.
c.    Penyediaan buku pedoman.
d.    Pembakuan kurikulum latihan keluarga berencana.
e.    Pembinaan sistim latihan.
f.     Integrasi kurikulum keluarga berencana pada universitas   dan berbagai lembaga pendidikan lainnya.
Kegiatan latihan untuk keluarga berencana meliputi pelbagai jenis tenaga, antara lain dokter, bidan, perawat, petugas lapangan keluarga berencana, pekerja sosial, pe­tugas penerangan, dukun dan pelbagai jenis tenaga lainnya. Telah berhasil diberikan latihan keluarga berencana bagi 40.752 orang yang terdiri dari para petugas dari berbagai lapangan.
F.    Logistik
Kegiatan di lapangan logistik keluarga berencana merupakan kegiatan penunjang dalam pelbagai bidang yang amat mem­pengaruhi berhasilnya pelaksanaan program keluarga berencana secara keseluruhan. Hal ini meliputi penyediaan alat kon­trasepsi, fasilitas kerja, sarana angkutan dan lain sebagainya.
G.   Peran Pria (Suami) Dalam Keluarga Berencana
Peran pria dalam keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi masih rendah, hanya berkisar 1,1 persen, jauh dari target tahun 2001 sebesar 2,41 persen. Karena itu, perlu upaya sangat keras dari pelaksana program untuk mencapai target partisipasi pria menjadi delapan persen di akhir tahun 2004, dalam rangka mewujudkan Keluarga Berkualitas tahun 2015. Hal itu mengemuka dalam acara evaluasi pelaksanaan peningkatan partisipasi pria dalam program KB dan kesehatan reproduksi pekan ini.
Kondisi lingkungan sosial, budaya, masyarakat, dan keluarga yang masih menganggap partisipasi pria belum penting dilakukan, menjadi penyebab rendahnya partisipasi pria. Demikian Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Khofifah Indar Parawansa. Masalah KB dan kesehatan reproduksi masih dipandang sebagai tanggung jawab perempuan. Pengetahuan dan kesadaran pria dan keluarga mengenai KB masih relatif rendah. Selain itu, ada keterbatasan penerimaan dan aksesabilitas pelayanan kontrasepsi pria.
Pengetahuan rendah itu misalnya vasektomi, ditakutkan akan menyebabkan impoten. Sedangkan kondom dianggap mengurangi kenikmatan dalam hubungan seksual, merepotkan, dan dipersepsikan hanya untuk penderita atau mencegah penyakit kelamin dan HIV/AIDS saja.
Pendekatan yang diterapkan dalam meningkatkan peran pria dalam KB dan kesehatan reproduksi adalah menempatkan pria untuk memperoleh informasi yang benar.
Peran pria dalam KB antara lain sebagai peserta KB dan mendukung pasangan menggunakan alat kontrasepsi. Sedang dalam kesehatan reproduksi, antara lain membantu mempertahankan dan meningkatkan kesehatan ibu hamil, merencanakan persalinan aman oleh tenaga medis, menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis, membantu perawatan ibu dan bayi setelah persalinan, menjadi ayah yang bertanggung jawab, mencegah penularan penyakit menular seksual, menghindari kekerasan terhadap perempuan, serta tidak bias jender dalam menafsirkan kaidah agama.
Peningkatan partisipasi pria diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, mencegah dan menanggulangi infeksi saluran reproduksi serta penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Pusat, Drs Imam Haryadi mengatakan, kesertaan pria indonesia untuk ber-KB sangat rendah hanya sekitar tiga persen.  "Yang tiga persen tersebut menggunakan kondom 0,7 persen, vasektomi 0,4 persen, senggama terputus 0,8 persen dan pantang berkala 1,1 persen," katanya dihadapan peserta Lokakarya KIE bagi anggota DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram, Senin.
Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka kesertaan KB pria di negara Islam, seperti di Pakistan mencapai 5,2 persen, Bangladesh 13,9 persen dan Malaysia sebesar 16,8 persen. Rendahnya penggunaan kontrasepsi oleh pria tersebut disebabkan oleh terbatasnya macam dan jenis alat kontrasepsi lali-laki. Faktor lain adalah rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang hak-hak dan kesehatan produksi. Dikatakannya, masalah reproduksi masih dianggap tabu karena faktor adat, nilai, budaya dan agama. Selain itu pusat atau lembaga konseling hak-hak kesehatan produksi bagi remaja masih terbatas jangkauannya dan mutunya masih rendah. Dengan demikian, orang tua, remaja khususnya pria maupun masyarakat tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi secara benar. Hal tersebut mengakibatkan persiapan kehidupan berkeluarga dan perilaku reproduksi yang bertanggung jawab yang seharusnya sudah diajarkan sejak masa remaja tidak dapat dilakukan.
H.   KB Juga untuk Kesehatan Seksual
Ber-KB atau menggunakan kontrasepsi, bagi suami istri, sebenarnya tidak cuma bermanfaat untuk program yang berkaitan dengan keturunan, tetapi bisa juga bermanfaat untuk kesehatan seksual. Kondom, IUD, pil, suntik, adalah sebagian fasilitas KB yang dipilih oleh suami istri sebagai upaya mengatur kelahiran anak, atau mencegah kehamilan. Kebanyakan pasangan yang berniat menggunakan kontrasepsi, semula bertujuan mencegah atau menunda kehamilan, karena mereka sudah terlanjur memiliki banyak anak. 
Jika kontrasepsi digunakan oleh pasangan suami istri yang terlanjur punya banyak anak, tentu saja hal ini kurang sesuai dengan sasaran. Dalam hal ini, program KB terlambat dilaksanakan. Dan penyebabnya mungkin selama ini penyuluhan atau promosi cenderung cuma bertujuan membatasi jumlah anak.Padahal, bagi masyarakat di Indonesia, masih banyak yang percaya pada mitos. Misalnya, banyak anak akan banyak rezeki. Banyak anak akan banyak kegembiraan di hari tua (jika semua anaknya bisa bergantian membahagiakannya).
Bagi masyarakat kita, yang cenderung dinamis dalam bidang ekonomi dan sosial, atau makin meningkat kemakmuran hidupnya, jumlah anak sering dianggap bukan problem memberatkan. Dalam hal ini, target program KB dengan semboyan ’dua anak cukup’ sering dianggap sebagai usang yang mungkin cuma cocok bagi masyarakat statis yang hidup dalam garis kemiskinan. Karena alasan itulah, sering masih banyak orang di lingkungan perkotaan maupun pedesaan yang malu-malu melaksanakan program KB. Dan kalaupun mau, hal itu sering dirahasiakan, seolah-olah merupakan aib memalukan. Kasus-kasusnya bisa dilihat secara jelas di banyak apotek maupun klinik KB. Banyak suami meminta kondom dengan ekspresi masih malu-malu. Banyak juga istri ingin suntik maupun meminta pil KB dengan sikap tersipu-sipu. Sikap tersebut dalam melaksanakan program KB, bisa saja karena strategi penyuluhan sudah ketinggalan zaman. Masyarakat merasa malu untuk berusaha mencegah kehamilan dalam perkawinan, karena ada anggapan hal itu semata-mata karena alasan ekonomi (kemiskinan).
Kesehatan Seksual
Jumlah anak, bagi sebagian masyarakat , bisa saja dianggap bukan lagi masalah merisaukan. Kalau ada minat melaksanakan program KB, alasan dan tujuannya justru untuk menghayati kesehatan seksual. Masalah kesehatan seksual untuk masa sekarang makin dianggap hal utama bagi kehidupan keluarga (perkawinan), setelah banyak media secara terbuka dan terus menerus memaparkannya, lewat rubrik konsultasi seks dan sejenisnya. Dan semua jenis kontrasepsi, sebagai fasilitas program KB, sebenarnya bermanfaat untuk kesehatan seksual bagi penggunanya. Misalnya, kondom bagi banyak suami istri ternyata sangat membantu mereka untuk menikmati kehidupan seksual yang sehat dan memuaskan. Jangan heran jika sekarang banyak istri yang justru membelikan kondom untuk dipakai suaminya, karena alat kontrasepsi tersebut selalu membuat istri sangat mudah menikmati kehidupan seksual yang sehat dan memuaskan. "Saya lebih suka kalau suami memakai kondom, karena saya lebih mudah meraih orgasme. Saya juga tidak lagi resah memi-kirkan kemungkinan kehamilan yang bisa mengganggu karier saya. Itulah sebabnya, saya tidak keberatan untuk membelikannya. Kalau perlu, saya juga tidak keberatan untuk membantu suami memakaikannya," tutur seorang istri. Ada lagi seorang istri yang mengatakan sangat sibuk, sering sulit menerima rangsangan seksual, karena konsentrasi sering terganggu oleh masalah karier. "Daripada saya agak kesakitan melayani suami, karena vagina saya relatif kering, lalu saya sarankan agar suami memakai kondom karena dilengkapi dengan pelumas. Jadinya nyaman bagi kami berdua." katanya. Sementara seorang suami mengatakan sudah memakai kondom sejak malam pertama perkawinan. Alasannya, tidak ingin istri cepat-cepat hamil. Bukan karena tak mau mendapat keturunan, namun dia ingin supaya kemesraan perkawinan dapat dinikmati sepuas-puasnya. Dia merasa kasihan pada istri kalau buru-buru hamil. Targetnya, istri hamil setelah perkawinan berjalan 3 tahun. Jika dibeberkan, masih ba-nyak alasan suami istri menggunakan kontrasepsi karena bermanfaat bagi kesehatan seksualnya. Dan alasan ini agaknya akan makin populer, mengingat gaya hidup masyarakat pada era modern ini makin peduli terhadapnya. Sebagian di antaranya memiliki gaya hidup yang cenderung liberal dalam menikmati aktivitas seksual, seperti maraknya prostitusi dan perselingkuhan. Tetapi apa pun alasannya, ber-KB atau menggunakan kontrasepsi memang bermanfaat bagi kesehatan seksual, di samping alasan lainnya yakni mencegah atau menunda kehamilan.
I.      HAK KONSUMEN KB
Konsumen KB adalah individu yang melakukan perencanaan keluarga dengan menggunakan alat kontrasepsi modern dan alamiah.
Apa saja Hak Konsumen KB?
· Hak atas informasi.  Hak untuk mengetahui segala manfaat dan keterbatasan pilihan metode perencanaan keluarga.
· Hak akses.  Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan tanpa membedakan jenis kelamin, agama dan kepercayaan, suku, status sosial, status perkawinan dan lokasi.
·Hak pilihan.  Hak untuk memutuskan secara bebas tanpa paksaan dalam memilih dan menerapkan metode KB.
· Hak keamanan.  Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan yang aman dan efektif.
· Hak privasi.  Setiap konsumen KB berhak untuk mendapatkan privasi atau bebas dari gangguan atau campur tangan orang lain dalam konseling dan pelayanan KB.
· Hak kerahasiaan.  Hak untuk mendapatkan jaminan bahwa informasi pribadi yang diberikan  akan dirahasiakan. 
· Hak harkat.  Yaitu hak untuk mendapatkan pelayanan secara manusiawi, penuh penghargaan dan perhatian.
·Hak kenyamanan.  Setiap konsumen KB berhak untuk memperoleh  kenyamanan dalam pelayanan.
· Hak berpendapat.  Hak untuk menyatakan pendapat secara bebas terhadap pelayanan yang ditawarkan.
·Hak keberlangsungan.  Yaitu hak untuk mendapatkan jaminan ketersediaan metode KB secara lengkap dan pelayanan yang berkesinambungan  selama diperlukan.
· Hak ganti rugi.  Hak untuk mendapatkan ganti rugi apabila terjadi pelanggaran terhadap  hak konsumen.
  IV.        TUJUAN KEGIATAN
A.    TUJUAN UMUM
Agar penerapan Keluarga Berencana ini dapat dilakukan oleh para keluarga yang ada  di Kecamatan Ujung Tanah Kelurahan Patingalloang sehingga masalah-masalah yang berkenaan dengan kepadatan penduduk dapat berkurang melalui penekanan angka kelahiran.
B.    TUJUAN KHUSUS
a)         Memberi pengetahuan mengenai KB agar para keluarga tidak salah menafsirkan KB itu sendiri.
b)         Meyakinkan masyarakat setempat bahwa KB merupakan program yang paling  tepat dalam kehidupan berkeluarga.
c)         Melakukan kegiatan penyuluhan dan melatih keterampilan dengan melibatkan peran serta masyarakat khususnya yang telah berkeluarga mengenai KB.
    V.        MANFAAT KEGIATAN
  Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah
ü   Menekan pertumbuhan penduduk atau kepadatan penduduk.
ü   Mencegah sebagian besar kematian akibat gangguan  kehamilan.
ü   Meningkatkan kesejahteraan keluarga baik dari segi kondisi ekonomi, psikologi, dan sosial.
ü   Mencegah anak kekurangan gizi, tumbuh kembangnya lebih terjamin serta kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif terpenuhi.
ü   Memiliki kesempatan yang lebih luas untuk bermasyarkat dan meningkatkan peran ibu dalam pengambilan keputusan.
ü   Membantu mengurangi masalah pemerintah seperti kemiskinan,  pengangguran, dll.
ü   Pada pil KB dengan kandungan DRSP memiliki efek positif pada profil lipid (lemak), yakni meningkatkan HDL (kolesterol baik), namun tidak meningkatkan LDL
 ( kolesterol jahat). Pil KB ini juga sangat cocok bagi perempuan yang menderita hipertensi.
  VI.        KHALAYAK SASARAN
A.    SASARAN PRIMER
Sasaran primer dari kegiatan ini  adalah masyarakat yang telah berkeluarga seperti ibu rumah tangga/bapak-bapak sebagai kepala keluarga.
B.    SASARAN SEKUNDER
Sasaran sekunder dari kegiatan ini adalah camat / kelurahan setempat, tokoh-tokoh agama, ketua RW, ketua RT, ketua RK, serta tokoh-tokoh penting masyarakat kelurahan patingalloang kecamatan ujung tanah.
 VII.        METODE PENERAPAN IPTEKS
A.    PERSIAPAN
Hal-hal yang perlu di siapkan sebelum kegiatan di laksanakan yaitu:
ü  Mental
ü  Pengetahuan/materi yang di bawakan
ü  Alat/bahan yang akan di gunakan sebagai petunjuk  atau bahan percontohan saat kegiatan berlaangsung misalnya, laptop, LCD, dll.
B.    PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN
ü   Sebelum  turun langsung ke lapangan untuk melakukan kegiatan tersebut sebelumnya meminta izin kepada camat ujung tanah/ kelurahan patingalloang.
ü   Peninjauan lokasi  pelaksanaan kegiatan.
ü   Identifikasi masalah apa yang timbul dalam masyarakat di daerah setempat.


C.   MONITORING ATAU PEMANTAUAN
1.    MONITORING/PEMANTAUAN
ü   Diadakan pencatatan dan pengamatan mengenai masalah yang ada dalam suatu keluarga atau rumah tangga.
ü   Mengumpulkan data-data tiap keluarga.
2.    EVALUASI
ü   Setelah mengumpulkan data-data dari tiap-tiap keluarga maka disimpulkanlah masalah apa yang paling dominan dalam masyarakat tersebut.

VIII.        KETERKAITAN PROGRAM DENGAN INSTANSI LAIN
Adapun keterkaitan kegiatan  ini dengan instansi lain adalah  telah  bekerjasama dengan Kecamatan Ujung Tanah , Kelurahan Pattingalloang, Badan Koor­dinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), serta Puskesmas Ujung Tanah.
  IX.        RANCANGAN EVALUASI
Dalam pelaksanaan kegiatan ini rancangan evaluasinya berupa diskusi dan juga menggunakan metode POSTEST.
    X.        JADWAL PELAKSANAAN
Kegiatan ini  akan di laksanakan pada tanggal 17 Februari 2011.
















  XI.        RENCANA ANGGARAN BELANJA
1.    Administrasi
Ø  Kertas kuarto 1 rim @.37.000                             :Rp.37.000,-
Ø  Tinta printer 2 @.25.000                                     :Rp.50.000,-
Ø  Jilid proposal @.2500                                         :Rp.2.500,-
Ø  Spanduk @.100.0000                                          :Rp.100.000,-
Ø  2 Buah Poster @. 100.000                                  :Rp.200.000,-                                                                                                                     Rp.389.500
2.    Transportasi          
Ø  Transportasi survei awal                                   :Rp.100.000,-
§  (2*PP@.50.000)
Ø  Transportasi penelitian                                     :Rp.100.000,-
Ø  Biaya di lokasi                                                   :Rp.300.000,-           
                                                                                                Rp.500.000
3.    Konsumsi (snack,air minum,dll)
Ø  30 orng @. 10.000                                            :Rp.300.000,-
4.    Publikasi
Ø  Cuci cetak foto                                              :Rp.75.000,-
5.    anggaran :
Ø  Administrasi                     Rp =389.500
Ø  Transportasi                     Rp =500.000
Ø  Konsumsi                         Rp =300.000
Ø  Publikasi                          Rp =75.000
Jumlah total                   Rp =1.264.500








DAFTAR PUSTAKA
Adil Ellyzar I.M. Artikel Keluarga Berencana. Tahun 2009
Gsianturi.Artikel Partisipasi KB Pria(Suami). Tahun 2001
Media Indonesia Online
Kesrepro.info
Gizi.net
www.kompas.com
www.kapan lagi.com