Tugas : AGENT PENYAKIT
Dosen : dr.H.A.M.Multazam Mustari, M.Kes.
(P
S K)
PEKERJA
SEKS KOMERSIAL
Oleh:
HARIATY
BURHAN
1 4 1 2 0 9 0 2 5 1
KELAS W.6
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
MAKASSAR,
2010
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Segala puja dan puji syukur kami haturkan
kepada Allah SWT, karena atas berkat, rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya
lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Agent Penyakit dengan
judul “Pekerja Seks Komersial”
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun sebagai syarat melengkapi
tugas Agent Penyakit Semester II tahun
ajaran 2010. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak
dr.H.A.M. Multazam Mustari,M.Kes. selaku dosen pengajar Agent Penyakit.
2. Pihak-pihak
yang secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan
tugas makalah ini.
Penulis
mengaku bahwa “tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu, sumbang saran
dan kritik yang sifatnya membangun senantiasa saya harapkan demi perbaikan dan
penyempurnaan. semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Akhirul kalam ... wabilahit taufiq wal
hidayah war ridho wal inayah.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Makassar, 24 April 2010
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL............................................................................................... 1
KATA
PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR
ISI........................................................................................................... 3
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................. 4
A. Latar
Belakang…………………………………………………... 4
B. Tujuan……………………………………………………............. 5
C. Manfaat…………………………………………………………... 5
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................... 6
A.
Pengertian Pekerja Seks Komersial (PSK)…………………… 6
B. Faktor-Faktor Pendukung
Perilaku
Seks pada Remaja………..………………………………........... 7
C. Penyakit Hubungan Seksual…………………………………... 8
BAB
III PENUTUP............................................................................................. 13
A. Kesimpulan..................................................................................... 13
B. Saran-saran.................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………. 14
LAMPIRAN……………………………………………………………………….. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit
yang terjadi pada wanita yang berhubungan dengan alat reproduksinya sebagian
besar kurang mendapat perhatian. Penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian
penyakit menular ini semakin tinggi karena semakin bebasnya hubungan seksual.
Dalam melakukan hubungan seksual sebagian remaja tidak terlindungi dari
pengaruh lingkungan, sehingga menjadikan anak tersebut seorang pekerja seks
komersial. Namun tidak menutup kemungkinan wanita-wanita yang status ekonominya
rendah, ataupun ditinggal pasangannya menjadikan dia sebagai seorang pekerja
seks komersial (PSK) lebih sering disebut pelacur. Atau kata yang lebih samar
adalah kupu-kupu malam.
Di Indonesia pelacur sebagai
pelaku pelacuran sering disebut sebagai sundal atau sundel. Ini menunjukkan
bahwa prilaku perempuan sundal itu sangat begitu buruk hina dan menjadi musuh masyarakat,
mereka kerap digunduli bila tertangkap aparat penegak ketertiban, Mereka juga
digusur karena dianggap melecehkan kesucian agama dan
mereka juga diseret ke pengadilan karena melanggar hukum. Di
kalangan masyarakat Indonesia, PSK
dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering
dianggap sebagai sampah masyarakat
Di
Indonesia berdasarkan analisis situasi yang dilakukan oleh seorang aktivis
Hak-hak Anak, Mohammad Farid, pada tahun 1998, diperkirakan ada 40.000-70.000
anak-anak yang dilacurkan atau 30% dari jumlah PSK di Indonesia. UNDP
mengestimasikan tahun 2003 di Indonesia terdapat 190 ribu hingga 270 ribu
pekerja seksual komersial dengan 7 hingga 10 juta pelanggan.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengetian dari
pekerja seks komersial
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang menyebabkan terjadinya seks bebas pada remaja.
3. Untuk mengetahui penyakit-penyakit
akibat hubungan seks bebas
4. Untuk mengetahui pola pencegahan dan
pengobatan penyakit menular seksual pada pekerja seks komersial
C. Manfaat
Makalah
ini diharapkan agar dapat menjadi salah satu tambahan pengetahuan tentang
penyakit-penyakit yang terjadi akibat seks bebas terutama yang dapat terjadi
pada “Pekerja Seks Komersial” sehingga
dapat memberi gambaran remaja agar tidak terjerumus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pekerja Seks Komersial
(PSK)
Pekerja
seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk melakukan hubungan
seksual untuk uang. Di Indonesia pelacur (pekerja seks komersial) sebagai
pelaku pelacuran sering disebut sebagai sundal atau sundel. Ini menunjukkan
bahwa prilaku perempuan sundal itu sangat begitu buruk hina dan menjadi musuh
masyarakat, mereka kerap digunduli bila tertangkap aparat penegak ketertiban,
Mereka juga digusur karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka juga
diseret ke pengadilan karena melanggar hukum. Pekerjaan melacur atau nyundal
sudah dikenal di masyarakat sejak berabad lampau ini terbukti dengan banyaknya
catatan tercecer seputar mereka dari masa kemasa. Sundal selain meresahkan juga
mematikan, karena merekalah yang ditengarai menyebarkan penyakit AIDS akibat
perilaku sex bebas tanpa pengaman bernama kondom.
Pelacur
adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan.
Biasanya pelayanan ini dalam bentuk menyewakan tubuhnya. Di kalangan masyarakat
Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual
tubuhnya sering dianggap sebagai sampah masyarakat. Ada pula
pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu yang buruk, malah jahat, namun
toh dibutuhkan (evil necessity). Pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa
kehadiran pelacuran bisa menyalurkan nafsu seksual pihak yang membutuhkannya
(biasanya kaum laki-laki); tanpa penyaluran itu, dikhawatirkan para
pelanggannya justru akan menyerang dan memperkosa kaum perempuan baik-baik.
Salah seorang yang mengemukakan pandangan seperti itu adalah Augustinus dari
Hippo (354-430), seorang bapak gereja. Ia mengatakan bahwa pelacuran itu ibarat
"selokan yang menyalurkan air yang busuk dari kota demi menjaga kesehatan
warga kotanya."
Istilah
pelacur sering diperhalus dengan pekerja seks komersial, wanita tuna susila,
istilah lain yang juga mengacu kepada layanan seks komersial. Khusus laki-laki,
digunakan istilah gigolo.
B. Faktor-faktor pendukung perilaku
seks pada remaja
Pekerja
seks komersial kebanyakan terjadi pada remaja yang diawali dengan terjadinya
pergaulan kearah seks bebas.dimana menurut para ahli, alasan seorang remaja
melakukan seks adalah sebagai berikut :
1)
Tekanan yang datang dari teman pergaulannya
Lingkungan
pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga berpengaruh untuk
menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks, bagi remaja tersebut
tekanan dari teman-temannyaitu dirasakan lebih kuat dari pada yang didapat dari
pacarnya sendiri.
2)
Adanya tekanan dari pacar
Karena kebutuhan
seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja
terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. dalam hal
ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak
terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan,
rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa.
3)
Adanya kebutuhan badaniah
Seks menurut
para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
seseorang, jadi wajar jika semua orang tidak terkecuali remaja, menginginkan
hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan
dengan resiko yang akan dihadapinya.
4)
Rasa penasaran
Pada usia
remaja. keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika
teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi
yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong
mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan
apa yang diharapkan.
5)
Pelampiasan diri
Faktor ini
tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat,
seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus
asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
Faktor
lainnya datang dari lingkungan keluarga. bagi seorang remaja mungkin aturan
yang diterapkan oleh kedua orang tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan
kedua belah pihak (orang tua dan anak), akibatnya remaja tersebut merasa
tertekan sehingga ingin membebaskan diri dengan menunjukkan sikap sebagai
pemberontak, yang salah satunya dalam masalah seks.
Untuk
mencegah hal-hal yang tidak di kehendaki, perlu ada perhatian dari kita bersama
dengan cara memberikan informasi yang cukup mengenai pendidikan seks dan
Pendidikan agama,Kalau tidak ada informasi dan pendidikan agama di khawatirkan
remaja cendrung menyalah gunakan hasrat seksualnya tanpa kendali dan tanpa
pencegahan sama sekali. semua menyedihkan, dan sekaligus berbahaya, hanya
karena kurangnya tuntunan seksualitas yang merupakan bagian dari kemanusiaan
kita sendiri. Kalau dikaitkan dengan kondisi saat ini maka sudah sewajarnyalah
kita mendukung RUU APP. (http://www.univrab.ac.id)
C. Penyakit Hubungan Seksual
Penyakit
Hubungan Seksual (PHS) adalah kelompok penyakit infeksi yang ditularkan melalui
kontak seksual. Yang termasuk dalam PHS adalah Sifilis, Gonore (GO), Chlamydia
(limfogranuloma venerium), herpes genitalis, kondiloma akuniminata, dan kutu
kemaluan (public lice). Penularan PHS umumnya adalah melalui hubungan
seksual(90%), sedangkan cara lainnya yaitu melalui tranfusi darah, jarum
suntik, ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, dan lain-lain. Sumber penularan
utama adalah wanita pekerja seksual (80%). PHS sering juga disebut penyakit
kelamin, penyakit veneral, ataupun penyakit menular seksual (PMS).
1.
Sifilis
Sifilis adalah
penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit
ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat
menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat
ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan
kelainan bawaan kepada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai lues, raja
singa.
a. Kuman penyebab : Treponema
pallidum
b. Perantara : Manusia
c. Tempat kuman keluar : Penis,
vagina, mulut, dan ibu hamil kepada bayinya.
d. Cara penularan : Kontak seksual,
ibu kepada bayinya
e. Tempat kuman masuk : Penis,
vagina, anus, mulut, tranfusi
2.
Gonore (GO)
Gonore adalah
PMS yang paling sering ditemukan dan paling mudah ditegakkan diagnosisnya. Nama
awam penyakit kelamin ini adalah ”kencing nanah”. Masa inkubasi 3-5 hari.
a. Kuman penyebab : Neisseria
gonorrhoea
b. Perantara : Manusia
c. Tempat kuman keluar : penis,
vagina, anus, mulut
d. Tempat kuman masuk : penis,
vagina, anus, mulut
e. Cara penularan : kontak seksual
langsung
f. Tempat kuman masuk : penis,
vagina, anus, mulut
3. Limfogranuloma
Venerium
Masa inkubasi
1-4 minggu pada tempat masuknya mikroorganisme berupa lesi yang tidak khas baik
berupa erosi, papul, atau ulkus yang sembuh sendiri tanpa pengobatan. Beberapa
minggu kemusian timbul pembengkakan kelenjar getah bening. Tumor tampak merah
dan nyeri, pelunakan yang terjadi tidak serentak sehingga memecah dengan
fistel. Penyakit meluas ke kelenjar getah bening di rongga panggul. Pada
wanita, disamping gejala diatas, manifestasi dapat terjadi pada kelenjar
iliaka, sehingga terjadi nyeri waktu buang air besar atau berhubungan seksual.
Nama lainnya : bonen
a. Kuman penyebab : Chlamydia
trachomatis
b. Perantara : manusia
c. Tempat kuman keluar : Penis,
vagina, mulut.
d. Cara penularan : kontak seksual
e. Tempat kuman masuk : penis,
vagina, anus, mulut
4.
Herpes Genetalis
a. Nama lain : Jengger ayam (genital
warts)
b. Penyebab : Papilioma virus
c. Perantara : Manusia
d. Tempat kuman keluar : Penis,
vagina, anus
e. Cara penularan : hubungan seksual
f. Tempat kuman masuk : penis,
vagina, anus
5.
Kutu kemaluan
Kutu Kemaluan adalah
suatu pennyakit kelamin yang ditandai gatal pada kemaluan yang disebabkan oleh
sejenis kutu.
a. Penyebab : Public lice, pediculus
pubis, kutupubis
b. Perantara : rambut kelamin,
pakaian dalam, alat tercemar kutu dan telurnya
c. Tempat keluar kutu : rambur alat
kelamin
d. Penularan : hubungan seksual,
terkena bahan tercemar.
E.
Pencegahan dan Pengobatan PHS
1.
Gejala-gejala yang dapat dilihat dari PHS :
a. Perubahan pada kulit di sekitar
kemaluan
b. Saat membuang air kecil terasa
sakit
c. Gatal pada alat kelamin
d. Terasa sakit pada daerahh pinggul
(wanita)
e. Meski tanpa gejala, dapat
menularkan penyakit bila sudah terkena
f. Hanya dokter yang mapu menangani
penyakit menular seksual
2.
Akibat yang ditimbulkan PHS :
a. Pada emosi : ketakutan, perasaan
malu, bersalah
b. Dapat menular dari ibu kepada
bayinya
c. Gangguan atau cacat pada bayi
yang dikandung
d. Kemandulan pada pria dan wanita
e. Kematian
3.
Rantai penularan penyakit menular seksual :
Kuman, sebagai
penyebab penyakit akan berpindah dari satu orang ke orang lainnya. Ini
menciptakan terjadinya penularan, sehingga setiap mata rantai merupakan bagian
yang penting dalam penularan penyakit pada orang lain. Mengerti dan memutuskan
salah satu mata rantai penularan adalah cara yang baik untuk mencegah
penularan.
4.
Rantai penularan PHS :
a. Virus, bakteri, protozoa,
parasit, dan jamur
b. Manusia, bahan lain yang tercemar
kuman
c. Penis, vagina, anus, kulit yang
terluka, darah, selaput lendir
d. Yang paling umum adalah hubungan
seks (oenis-vagina, penis-anus, mulut-anus,
mulut-vagina, mulut-penis)
e. Hubungan seks, pemakaian jarum
suntik secara bersama-sama dari orang yang
terkena PMS ke orang lainnya (obat suntik terlarang, tranfusi darah yang
tiak steril,
jarum tato, dan lainnya.
5.
Pencegahan :
a. Patahkan salah satu rantai
penularan
b. Pakailah kondom
6.
Pengobatan :
Datang dan
berkonsultasi dengan dokter profesional. Berobat sendiri tanpa tahu dengan
pasti sering berakibat semakin parah, dan menyebabkan kuman menjadi resisten
terhadap obat-obatan.
7.
Faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya angka kejadian PMS :
a. Kontrasepsi, timbul perasaan aman
tidak terjadi kehamilan
b. Seks bebas, norma moral yang
menurun
c. Kurangnya pemahaman tentang
seksualitas dan PMS
d. Transportasi yang makin lancar,
mobilitas tinggi
e. Urbanisasi dan pengangguran
f. Kemiskinan
g. Pengetahuan
h. Pelacuran
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pekerja
Seks Komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk melakukan hubungan
seksual untuk uang. Menurut Mohammad Farid, pada tahun 1998, diperkirakan ada
40.000-70.000 anak-anak yang dilacurkan atau 30% dari jumlah PSK di Indonesia.
UNDP mengestimasikan tahun 2003 di Indonesia terdapat 190 ribu hingga 270 ribu
pekerja seksual komersial dengan 7 hingga 10 juta pelanggan.
Pekerja
Seks Komersial sangat erat kaitannya dengan seks bebas yang sekarang seringkali
ditemukan seks bebas pada remaja yang disebabkan beberapa faktor seperti:
Tekanan yang datang dari teman pergaulannya, Adanya tekanan dari pacar, Adanya
kebutuhan badaniah, Rasa penasaran, ataupun Pelampiasan diri. Pekerja seksual
dengan seks bebas seperti inilah yang sering menularkan penyakit menular seksual
kepada orang lain. 80% dari penyakit menular seksul ditularkan oleh pekerja
seks komersial. Penyakit mennular seksual ini dapat dicegah dengan mmematahkan
salah satu mata rantai penularannya serta memakai kondom dalam berhubungan.
B. Saran
Kiranya
kita sebagai mahasiswa turut serta membatu pemerintah untuk mengontrol
remaja-remaja agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas khususnya pergaulan
seks bebas. Hendaklah kita sebagai masyarakat dapat membantu mengurangi
penyebaran penyakit menular seksual yang ditularkan oleh pekerja seks komersial
dengan cara tetap setia berhubungan pada satu resmi kita.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
GAMBAR 1
Pelacur Remaja Menggurita
Sekurangnya 18 siswi sebuah SMP
negeri di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat (Jakbar), memilih sebagai pekerja
seks komersial (PSK). Tergiur memperoleh uang lebih banyak ketimbang yang
diberikan orangtua, remaja-remaja berusia 16 tahun itu pun memutuskan menjual
diri.
GAMBAR
2
GAMBAR 3
GAMBAR
4
Akibat
seks bebas, lahirlah bayi yang tak berdosa
0 komentar:
Posting Komentar