Oleh : Drs.Burhan Sesa MSi
1.Pendahuluan
Kompetensi Sumber Daya
Manusia,dalam era global,menjadi issu strategis dalam menghadapi perubahan
dunia, dinamika eksistensi kekinian,dan bercermin kedepan “ the future”,
melakukan kegiatan pembibitan demi pembibitan dengan tetap mempertimbangkan
kearifan lokal / keunggulan lokal untuk menuai panen yang lebih maksimal. atas
pertimbangan ini diperlukan kearifan dari seluruh pihak untuk mengintrospeksi
diri,sejauhmana peran dan upaya pembibitan yang telah dan akan dilaksanakan dalam membawah/ mengangkat Tana
Luwu untuk tampil pada level yang sama dengan daerah lainnya.
Menurut hemat
kami pada kondisi inilah diperlukan,komitmen dan kebersamaan yang
bertanggungjawab,untuk bersinergis,independent,komprehensif,korporasi antar (Kab/Kota)
dalam bingkai/ tatanan rumpun Wija To Luwu dalam menciptakan nuansa “”think global,and action local” dimana saja berada dan pada level apa
saja,baik yang telah berkiprah dalam sistim birokrasi,wiraswasta,dunia kampus
dll,untuk tampil ber-sinergi menjadikan TanaLuwu kembali
berkibar/diperhitungkan pada lokal goverment maupun tingkat dunia .
Menurut Ruchyat
Deni Djakapermana dalam Orasi Ilmiah,pada Wisuda Uncok-20 Agustus 2009)
menyebutkan bahwa masalah utama yang
dirasakan oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi era global ini adalah
keterbatasan SDM,yang berkualitas untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pembangunan,baik dalam lingkup nasional maupun internasional.dalam lingkup
ASEAN, kualitas SDM bangsa Indonesia relatif masih jauh tertinggal dibandingkan
negara tetangga seperti Malaysia,Plipina,Thailand dan Singapura.
Salah satu
tantangan yang maha besar kedepan suatu bangsa adalah menyiapkan sumber daya
manusia yang propesional dan memiliki imtaq,dalam mengisi pembangunan nasional
dan daerah.Diberbagai seminar / lokakarya,workshop dan diklat,dan
semacamnya,dibahas,didiskusikan,dikaji oleh pakar dibidangnya, baik lembaga
formal dan non formal, dalam mencari bentuk /gagasan yang pas dengan tingkat
kebutuhan zaman .
Lebih lanjut
disebutkan bahwa Masalah SDM merupakan suatu tingkat kebutuhan yang urgent,dan
sangat menentukan maju mundurnya suatu bangsa,kita lihat saja Negara dengan
sumber daya alam (SDA) yang rendah namun sumber daya manusianya (SDM)
berkualitas tinggi,maka tingkat kemajuan sangat cepat perkembangannya,contoh Jepang,dengan
pokus pada SDM bidang tehnologi dan Industri,Negara Malaysia,Singapura dan
Korsel yang pokus terhadap pengembangan Pendidikan dan Agroindustri.
Dan untuk
tingkat lokal kita lihat saja daerah
tetangga sebutkan saja Mandar/Majene,Wajo,Tanatoraja,(“dengan tidak
membandingkan/ merendahkan )tapi mari kita bercermin ke daerah tsb.(BOSOWA)
pada umumnya,dan Tanatoraja,potensi
sumber daya alam “boleh disebut minus) tapi coba tanyakan “berapa Pejabat
Penting Tkt Propinsi/Nasional, berapa guru besar(Prof).Doktor,Sarjana yang ada
dalam daerahnya,dan sudah berapa yang menduduki posisi strategis,penting di tingkat pusat/propinsi atau jabatan strategis
dibidang non pemerintah dll.jujur kita
akui bahwa mereka sudah berada pada posisi
jauh depan dibanding kita.??
2.Ciptakan perubahan
Change Your
Thinking,Change Your Life “ (Brian Tracy-2007),terjemahan bebas...bahwa anda
ingin hidup yang lebih baik perlu anda
merubah pola pikir.Perubahan polapikir dan prilaku,sedini mungkin menjadi
prioritas dalam kebijakan pembangunan,khususnya pembangunan sektor SDM didaerah.Untuk
percepatan perubahan,diperlukan lembaga independent seperti lembaga Riset
Daerah,yang khusus mengkaji/menganalisa,(tangki pemikir-think-tank) maupun kebutuhan
mulai rekruitment,sampai penempatan generasi “yang memiliki kompetensi
intelegensi,” untuk dibibitkan (kaderisasi)pada jenjang yang lebih tinggi,untuk
persiapan seratus tahun yang akan
datang,sehingga pada saatnya perjuangan “Propinsi Luwu Raya “ dengan mudah
diimplementasikan karena kader kader Wija To Luwu telah memiliki knowledge/profesionalisme/skill/wawasan
pada semua level/jenjang,
Komitmen,kebersamaan
yang bertanggung jawab- (HPA.Tenriadjeng-2004) menyebutkan bahwa untuk mencapai
suatu keberhasilan yang luar biasa diperlukan suatu komitmen,pengorbanan dari
seluruh stokholders,semua pihak.Suatu keberhasilan dibutuhkan kerja keras yang
panjang. Dalam memasuki era globalisasi/era Kompetitif dalam dunia ketidakpastian,diperlukan landasan
berpijak,dalam” Culture dynamic system” yang melembaga,terpadu,holistik dalam menghadapi tantangan kedepan yang semakin
besar dan sulit diprediksi(Sattu Alang.Prof.)
Langkah dalam
mengubah masa depan bangsa salah satunya dengan memperkaya pengetahuan dan
wawasan (Djokosantoso-2004), Bahwa dengan kemampuan pengetahuan dan atau
penguasaan IPTEK dapat merubah dunia.Knowlodge based society,knowlodge is
power,(Peter drukker,1994),Penggunaan pengetahuan sebagai basis utama sumber
daya menjadikan seluruh pogram dunia dapat diakses kapan saja,dimana saja dan
untuk kebutuhan apa saja.Kuasai pengetahuan yang paling mutakhir.Kuasai dan
buka jejaringkerja (networking system).
a.Pengkaderan,
Berilah Kesempatan
anak cucu Sawerigading Menuntut ilmu pengetahuan sampai ketanah cina (Lontara
Lagaligo),dengan tidak melihat kedudukan dan “strata sosial” yang penting
mereka (generasi ) wija to luwu, yang memiliki integritas,loyalitas, komitmen/kompetensi
yang bertanggung jawab dalam membangun tanaLuwu dimasa datang.dengan melalui peng-Kader-an (human Capital),mencetak harapan
bangsa/daerah,menyonsong era global dan persaingan/kompetensi ketat dimasa
datang.
Salah satu
bidang kelemahan kita (baca Wija To Luwu) masih terbatasnya personil ,semisal
bidang Militer yaitu kader /jebolan AKABRI/AKPOL/dll.baik yang sedang mengikuti
pendidikan maupun yang telah menduduki jabatan strategis, dibidang pamong,
semisal jabatan,Asisten/sekda Tingkat Propinsi,atau jabatan Dirjen/Deputi/Menteri
Kabinet ditingkat pusat,(Setahu kami ada Bpk IR.Ilyas Asaad,MP-Dirjen KLH,dan
mudah-mudahan Bpk A.Lutfi,setelah selesai priode sebagai Bupati Berprestasi
dapat tampil dan membawah nama harum /mengangkat nama Wija To Luwu,baik tingkat
Propinsi/Pusat.dibidang politik,seperti A.PahriLeluasa sebagai anggota DPR yang
memiliki karismatik dan menduduki posisi strategis,dapat melakukan bargaining
politik.
Untuk mencapai
hal tsb, kami yakin tidak semudah membalikkan telapak tangan,penuh tantangan
dan perjuangan panjang,penuh pengorbanan,disinilah diperlukan ‘PAMMESARANG’
melalui “Dewan Riset Daerah sebagai “Think-Tank”untuk tampil
mengelolah/mengkaji/memanajeg dalam mencari titik temu “LINK and-MACT” program
terpadu antar daerah,semisal Kabupaten Luwu Timur,untuk 10-20 tahun kedepan
memerlukan tenaga arsiktektur/insinyur yang propesional,sehingga potensi SDA
dapat ditangani/dikelolah/dikembangkan oleh putra=-putri Wija To Luwu (sekali
lagi bukan kedaerahan)bukan menjadi penonton dinegeri sendiri,tapi diharapkan
jadi “OWNERSHIP” semisal Kota Palopo sebagai Kota Jasa dan Kota
Transito,Industri,maka seyogianya Pemkot,sekarang “membibitkan” anak negeri
untuk dipersiapkan sebagai “Manajer” yang memiliki kemampuan/skill bidang
jasa,perdagangan dan industri,sehingga pada zamannya tampil sebagai “Pioner”dan
bukan “Penonton kepanasan”
Untuk maksud
tersebut disarankan laksanakan seleksi,tanpa melihat “keluarga A atau B “
berikan fasilitas dan dukung mulai saat calon dinyatakan “lulus seleksi”dan
kawal sampai berhasil,contoh untuk penerimaan kader taruna
AKABRI,AKPOL,STPDN,Sekolah Kehakiman.baik jenjang tingkat S1,S2,S.3,dll,apabila
dikondisikan,maka untuk 10-20 tahun kedepan Wija To Luwu “telah memiliki
minimal 5-10 Jenderal berbintang satu, memiliki pakar,DOKTOR diberbagai
disiplin ilmu,kalau dapat dukung sampai yang bersangkutan menjadi Propessor(Guru
Besar). setelah selesai tempatkan yang bersangkutan pada tempat yang
tepat,waktu yang tepat( the right man in the right please “,sehingga disiplin
ilmu yang diperoleh dapat ditularkan /dikembangkan/diwariskan
kepada staf lainnya.cari putra putri
terbaik,yang memiliki moral,integritas,dedikasi dan tanggung jawab,minimal
setiap tahunnya masing masing Kabupaten/kota membiayai/menganggarkan 5(lima)
kader dalam APBD berupa bea siswa,
2.Interdependensi
antar daerah,
Interdependensi
secara HOLISTIK, sinergis oleh masing masing Kabupaten/Kota “Luwu Raya”mutlak
dilakukan dengan prinsip “MESAK KADA DIPUTUWO,PANTANGKADA DI PUMATE “ bukan
saling menjajal, saling bersaing negatif dan mematikan,dalam artian Kabupaten/Kota
yang potensinya SDA, cukup sebagai Penghasil,maka daerah lainnya diberikan
kesempatan untuk mengembangkan pengelolaahannya.(kita kembali pada program
pengwilayahan komoditas –Wilkom- Petik,Olah,Jual)mari duduk satu meja (dalam
bingkai KE-BHINNEKA-AN yang artinya bagi kabupaten/kota yang dimungkinkan untuk
pengembangan komoditi tertentu silahkan dikembangkan,tapi bagi daerah/wilayah
yang sumber SDA untuk itu,tidak menjadi unggulan maka cukup mendukung,sehingga
tercipta program terpadu antar daerah-interland,antar daerah penghasil bahan
baku dan daerah pengelolah (dimaksudkan tercipta sinergitas secara holistik dan
sekaligus memberikan nilai tambah –Value
Added) bagi kab/kota untuk selanjut dieksport kenegara tujuan.
Demikian pula
dalam “membibit anak negeri” sedapat mungkin disinkronkan dengan tingkat
kebutuhan (link-and mact), melalui lembaga “Tink-tank” (dewan Riset Daerah) termasuk
perhatian kepada PNS yang berprestasi yang selama meniti karirnya senantiasa
memperlihatkan kompetensi,dedikasi,loyalitas dan integritas,kerjasama maupun
tanggung jawab selama melaksanakan tugas sebagai PNS(Catatan;masih dapat
dikembangkan-dari segi umur-potensi dll) untuk diberikan beasiswa dan kesempatan meningkatkan
pengetahuan ke jenjang yang lebih tinggi, sesuai bidang tugasnya dan
tanggungjawabnya untuk mengikuti program
studi.Dan untuk kader Taruna,PamongPraja,diberikan kesempatan posisi karir yang
tinggi,semisal “pertukaran pejabat strategis dimutasi ke Kabupaten /Kota
lain,sehingga ilmu,wawasan dan pengalaman kerja dapat dikembangkan lebih baik
lagi.(bukan katak dalam tempurung).Hal ini dimaksudkan untuk membagi pengalaman,wawasan,dan
dikembangkan dilokasi baru.
3.Dewan Riset Daerah
Untuk mengetahui
maju mundurnya usaha kegiatan diatas,perlu dievaluasi,dimonitor,sejauh mana
tingkat perkembangan dan keberhasilan yang dicapai,apa masalah/ hambatan,dan
sekaligus mencari solusi untuk memperbaiki kelemahan kelemahan,mulai
pola/sistem,langkah implementasi.Disarankan untuk pembinaan secara melembaga/manajemen
yang kapabel (think-tank) sebagai tangki pemikir/perumus,untuk
mengolah,memikirkan langkah /kebijakan yang harus dilakukan dan tidak harus
dilakukan.
Personal yang
duduk dalam posisi ini diupayakan yang memiliki komitmen tinggi untuk bagaimana
merubah/melihat “membangun Wija To Luwu ke depan “ memiliki semangat kerja, sekaligus menjadi tempat pengabdian tanpa
pamrih.
Demikian, semoga
dapat bermamfaat adanya,
Hormat
= BURHAN SESA =
0 komentar:
Posting Komentar